1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hukuman Mati di Iran

8 Agustus 2007

Sejak awal 2007, Iran sudah menghukum mati 137 orang. Jumlah ini meningkat 70% dibanding tahun sebelumnya.

https://p.dw.com/p/CP4C
Foto: AP Graphics/DW

'Pengadilan revolusi' di Iran menggolongkan dua jurnalis Kurdi di barat laut negara itu sebagai pejuang musuh dan menghukum mati keduanya. Mereka dituduh membahayakan keamanan nasional dan bekerjasama dengan dinas rahasia negera lain.

Intimidasi terhadap para aktivis oposisi dan pengkritik rejim kembali dimulai.

Beberapa hari lalu, di kota Mashad, tujuh terpidana kasus perdagangan obat bius dihukum mati di depan publik. Beberapa menit sebelumnya, para terhukum diwawancara dalam reportase televisi.

Dua hukuman mati terakhir di Teheran yang dilakukan secara terbuka bahkan disertai kehadiran media secara besar-besaran. Kali ini, terhukum dilecehkan di depan umum.

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Iran terdapat lubang yuridis yang menyediakan peluang bagi interpretasi terbuka. Dan pemerintah Iran secara terang-terangan memanfaatkannya. Seperti dikatakan Dr Mohammad Seyfzadeh, seorang pengacara Iran.

"Menurut pasal 39 KUHP Iran, martabat seorang terhukum tak dapat diganggu gugat, pencemaran nama baik tahanan bertentangan dengan hukum. Ada ancaman penjara bagi aparat hukum yang melanggar. Tapi klausul-klausul tambahan membuat paragraf ini tidak berlaku bagi orang yang sudah dijatuhi hukuman."

Rejim di Iran bereaksi seperti panik menghadapi setiap pertanda yang mengisyaratkan penghancuran rejim, kata wartawan Iran Bahman Nirumand.

Pemerintah berpandangan, media-media barat bekerja untuk dinas rahasia negara-negara barat. Hukuman berat bagi kedua jurnalis Kurdi, berkaitan dengan hal ini.

Rejim ingin menakut-nakuti rakyat, memberi pelajaran kepada kriminal dan dengan demikian semua jenis protes ditumpas sejak masih berupa benih, kata mantan presiden Iran Abolhassan Bani-Sadr.

"Pada prakteknya, rejim merasa terancam baik di dalam negeri maupun luar negeri. Pada saat yang sama rejim memerlukan figur musuh, di dalam dan luar negeri, untuk menciptakan krisis, yang bisa mengalihkan perhatian dari kesulitan hidup sehari-hari. Bersama itu, hukuman mati akan menimbulkan ketakutan dan kengerian dalam masyarakat. "

Namun, dalam jangka panjang, hukuman mati secara terbuka tak akan lagi mengakibatkan ketakutan ataupun efek memberi pelajaran. Demikian dikatakan pengarang perempuan Iran, Simin Behbahani.

"Segera setelah masyarakat melihat bahwa perlawanan paling kecilpun berujung pada hukuman mati di depan umum, mereka akan ketakutan dan menghentikan aktivitasnya untuk sementara. Tapi dalam jangka panjang, rejim harus memperhtiungkan reaksi paling keras dari masyarakat, karena rakyat Iran tidak akan lagi membiarkannya begitu saja."

Kalangan sosiolog dan psikolog Iran mempertanyakan sepenuhnya pelaksanaan hukuman mati di depan publik. Mereka menolak metode itu dan memperingatkan dampak negatif untuk jangka panjang bagi masyarakat Iran.

Pada akhirnya, gambaran kekerasan dapat melahirkan kekerasan.