1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

60 Tahun Amnesty International: Berawal Dari Artikel Koran

Hendra Pasuhuk
27 Mei 2021

Amnesty International didirikan pada tahun 1961 dengan gagasan, bersama-sama orang-orang biasa dapat mengubah dunia. Sekarang menjadi gerakan global dengan sekitar 10 juta anggota dan aktif di lebih 150 negara.

https://p.dw.com/p/3u3ZE
Logo der Organisation Amnesty International
Foto: Britta Pedersen/dpa/picture alliance

Pada 28 Mei 1961, pengacara Inggris Peter Benenson menulis sebuah surat terbuka berbentuk artikel yang dipublikasi di harian "The Observer". Tulisan itu berjudul "The Forgotten Prisoners" (Para Tahanan Yang Terlupakan).

"Buka koran Anda setiap hari dalam seminggu, dan Anda akan menemukan laporan dari suatu tempat di dunia tentang seseorang yang dipenjara, disiksa, atau dieksekusi karena pendapat atau agamanya tidak dapat diterima oleh pemerintahnya," tulis Benenson. Selanjutnya dia menyerukan kepada pembacanya, jika mereka menolak tindakan seperti itu maka semua "perasaan jijik di seluruh dunia ini dapat disatukan menjadi tindakan bersama, sesuatu yang efektif dapat dilakukan."

Benenson mengusulkan kepada para pembacanya agar menulis surat kepada pemerintahan dan menuntut pengampunan para tahanan politik itu, surat yang dia sebut "appeal for amnesty". Itulah awal gagasan pembentukan organisasi pemantau hak asasi Amnesty International. Artikel Peter Benenson dipublikasikan sekitar 30 koran di berbagai negara. Hanya dalam beberapa minggu saja, ribuan orang mendaftarkan diri jadi relawan.

Artikel koran yang berdampak besar

Artikel "The Forgotten Prisoners" di harian The Observer, 28 Mei 1961
Artikel "The Forgotten Prisoners" di harian The Observer, 28 Mei 1961Foto: The Observer

Keprihatinan besar Peter Benenson dimulai beberapa bulan sebelumnya, ketika dia menemukan berita di surat kabar tentang dua siswa Portugis yang ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara selama tujuh tahun karena mereka bersulang di depan umum untuk kebebasan di sebuah bar di Lisabon. Pada saat itu, Portugal diperintah oleh secara otoriter di bawah perdana menteri Antonio de Oliveira Salazar.

Awalnya, ide Peter Benenson adalah pergi ke Kedutaan Besar Portugal di London dan melakukan protes secara langsung. Namun, dia sampai pada kesimpulan bahwa tindakan seperti itu tidak akan banyak membantu kedua siswa, karena dampaknya mungkin tidak cukup kuat untuk benar-benar mendorong perubahan.

Akhirnya dia memutuskan untuk menulis artikel yang dikirimkan ke koran "The Observer" itu, yang kemudian mengubah kehidupannya sendiri.

Menjadi organisasi global

Akhir 1961 sudah berdiri kelompok relawan di Jerman Barat, Inggris, Irlandia, Belanda, Belgia, Prancis, Swedia, Norwegia, Australia dan Amerika Serikat, yang fokusnya bekerja untuk memperbaiki nasib para tahanan. Dasar kerjanya adalah Deklarasi HAM PBB yang sudah ditetapkan pada 1948 dan wajib diperhatikan setiap negara anggota PBB.

Pada September 1962 dalam sebuah pertemuan di Belgia diresmikan nama organisasi adalah "Amnesty International". Sebagai simbol diambil gambar lilin yang dikelililingi pagar berduri. Sebuah gagasan yang muncul dari tulisan filsuf Cina Kong Hu Cu: Lebih baik menyalakan sebatang lilin, daripada memaki-maki kegelapan".

Dengan lebih dari 10 juta pengikut dari lebih dari 150 negara, Amnesty International sekarang menjadi organisasi global yang terlibat dalam berbagai kampanye melawan pelanggaran hak asasi. Selain kebebasan berpendapat dan berekspresi, isu yang diangkat semakin luas, dari pekerja anak sampai perdagangan senjata. Peter Benenson meninggal tahun 2005. Namun gagasannya tentang perjuangan untuk kebebasan dan keadilan makin meluas dan jadi pengingat, bahwa setiap orang bisa melakukan sesuatu, dan bahwa sebuah tulisan dan kebebasan pers bisa memiliki kekuatan mengubah situasi.

hp/as (dari berbagai sumber)