1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanIndonesia

Hobi Siti Nadia Tarmizi di Tengah Kesibukan Melawan Pandemi

26 Januari 2022

Dari menjawab puluhan pertanyaan wartawan tiap hari, hingga kegemarannya menonton drama Korea. DW berbincang dengan Siti Nadia Tarmizi yang sering muncul di media kala pandemi.

https://p.dw.com/p/463hY
Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Kementerian Kesehatan
Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Kementerian KesehatanFoto: Privat

Nama Siti Nadia Tarmizi sudah tidak asing lagi di masyarakat karena sering muncul di layar kaca maupun di internet dalam memberikan informasi seputar COVID-19 kepada masyarakat Indonesia.

Sejak Desember 2020, perempuan yang akrab disapa Ibu Nadia ini ditunjuk sebagai salah satu juru bicara pemerintah untuk vaksinasi COVID-19 di Kementerian Kesehatan. Ia termasuk orang di balik pelaksanaan Peraturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)

Siti Nadia Tarmizi adalah seorang dokter alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) tahun 1996. Selain menjadi juru bicara pemerintah, ia juga menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 2021.

Pandemi tidak mengenal waktu

Sebelum pandemi, Siti Nadia memang jarang berhubungan dengan media dan lebih fokus mengelola pengendalian penyakit menular seperti TBC, HIV, kusta, hepatitis, DBD, dan diare.

Namun, sejak menjadi juru bicara (jubir) pemerintah, ia mengaku harus siap menjawab semua pertanyaan media cetak dan elektronik melalui berbagai platform seperti lewat teks di Whatsapp atau YouTube. Bahkan tidak jarang ia harus menjawab berbagai pertanyaan terkait hoaks.

"Informasi COVID-19 tak mengenal waktu, dari subuh saya sudah siap-siap untuk wawancara televisi, radio dan siangnya bersiap untuk press conference kemudian menghadiri rapat-rapat dan webinar," ujarnya kepada DW Indonesia.

Aktivitasnya sebagai jubir dimulai sejak pukul 05.00 pagi hingga sore hari. Saat waktu istirahat atau ketika kesibukannya berkurang, ia masih juga harus menjawab pertanyaan media yang bisa mencapai lebih dari 50 pesan teks per harinya.

Saat orang-orang bekerja dari rumah (WFH) karena kegiatan mobilitas berkurang di masa pandemi, kegiatan Siti Nadia juga ikut bertambah dua kali lipat. "Orang-orang WFH ya saya tetap bekerja. Apalagi pertanyaan wartawan itu tidak cukup satu pasti berentet dan ada pertanyaan-pertanyaan berikutnya," kata dia. 

Sulitnya perangi tebaran hoaks

Selama menjadi juru bicara pemerintah, ia mengaku kerap berhadapan dengan berita bohong atau hoaks yang membingungkan masyarakat. Hal tersebut menambah berat tantangan dalam menghadapi pandemi.

"Kadang ditanya hal yang saya pun tidak punya data tersebut. Atau kritikan yang sifatnya menjelek-jelekkan kebijakan pemerintah padahal hasil dari sebuah kebijakan memang tidak instan. Contohnya kenapa pemerintah tidak lockdown saat kasus tertinggi Juli lalu. Padahal yang paling utama adalah kerja sama masyarakat," kata dia.

Tantangan selanjutnya adalah tebaran hoaks terkait efek samping vaksin sehingga orang takut untuk menerima vaksinasi COVID-19. "Kami terus lakukan sosialisasi di media sosial, media daring, dan elektronik," kata dia.

Penggemar drakor

Selain memegang jabatan di pemerintahan, Siti Nadia juga adalah ibu dari 3 orang anak yang masih sekolah. Ia mengatakan di kala menemani belajar pembelajaran jarak jauh (PJJ), ia harus terus siaga menerima telepon dan berkomunikasi dengan rekan kerja.

Ia mengupayakan waktu bersama keluarga saat akhir pekan salah satunya adalah memasak dan membuat kue bersama anak. Resepnya dapat dari Youtube atau Facebook, kata Siti Nadia.

Selain itu, ternyata Siti Nadia ternyata juga senang menonton drama Korea atau sering disingkat drakor di Netflix dan platform aplikasi lainnya. Namun dari banyaknya drakor yang ditonton tak ada satu pun yang berhasil ditonton hingga tamat akibat kesibukannya.

"Suka nonton drakor kalau waktu cukup tapi karena serinya banyak ada 16 maka begitu ditonton tidak pernah selesai sampai tamat," ujar dia.

Berharap bisa traveling lagi

Siti Nadia juga punya hobi berjalan-jalan, baik di luar kota maupun dalam kota. Meskipun demikian, ia mengaku selama pandemi belum pernah sama sekali liburan ke luar kota karena kembali melonjaknya kasus COVID-19.

"Paling banter ke mal saat ada pelonggaran PPKM atau sekadar makan di restoran," katanya. Yang paling ia rindukan dari berjalan-jalan adalah melihat keindahan Indonesia. Ia mengatakan ada rasa sedih ketika melihat tempat wisata tutup atau terbengkalai karena pandemi.

"Pasti ingin sih liburan tapi tidak memungkinkan jadi dilampiaskan dengan olahraga saja seputaran lingkungan rumah. Saya kangen banget traveling karena memang hobi jalan-jalan," ujar dia.

Menurutnya, Indonesia memiliki banyak daerah wisata yang luar biasa indah. Beberapa daerah tujuan wisata yang ingin ia kunjungi antara lain Labuan Bajo, Sumba, Samosir, Pulau Sabang dan Tanjung Puting untuk melihat orangutan di habitatnya.

"Banyak pantai yang belum saya kunjungi seperti Pantai Pink di Lombok. Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir," katanya. Dan keinginan itu, sama seperti harapan banyak orang di dunia ini. (ae)

Kontributor DW, Tria Dianti
Tria Dianti Kontributor DW. Fokusnya pada hubungan internasional, human interest, dan berita headline Indonesia.