1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Harapan Perdamaian di Suriah Memudar

9 April 2012

Pemerintah Suriah abaikan tuntutan gencatan senjata dengan terus melancarkan serangan terhadap kubu oposisi. Annan khawatir dengan situasi terakhir di Suriah.

https://p.dw.com/p/14Zj9
Foto: Reuters

Dua hari sebelum rencana dimulainya gencatan senjata yang telah disepakati, pemerintah Suriah diragukan niatnya untuk bersedia mengikuti kesepakatan ini. Hari Minggu (08/04), seorang juru bicara Kementrian Luar Negeri Suriah menuntut jaminan tertulis dari Utusan Khusus PBB Kofi Annan, bahwa oposisi yang dikatakan sebagai “kelompok teror bersenjata” mengakhiri segala bentuk kekerasan.

Kofi Annan
Utusan Khusus PBB untuk Suriah Kofi AnnanFoto: Reuters

Akhir minggu lalu, kelompok aktivis mempublikasikan video-video yang dikatakan sebagai aksi eksekusi terhadap 13 pemberontak yang dilakukan oleh pasukan Suriah. Namun publikasi video tersebut tidak dapat dikonfirmasikan kebenarannya karena tidak adanya akses media independen. Kelompok pemantau HAM Suriah juga melaporkan, pasukan Suriah terus menggempur kubu pemberontak di provinsi Idlib. Juga di perbatasan ke Turki, wilayah para desertir tentara yang bergabung dengan pasukan pembebasan Suriah, bekecamuk pertempuran hebat. Pihak oposisi menyatakan, hari Minggu (08/04), 58 orang tewas akibat serangan pasukan pemerintah.

Utusan Khusus PBB Kofi Annan menyampaikan rasa “keterkejutannya“ menerima laporan terakhir situasi diSuriah. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan PBB, Annan menuntut pemerintah Suriah untuk menepati janji. Annan juga menyampaikan, tidak bisa menerima persyaratan gencatan senjata yang baru dikeluarkan Damaskus. Sementara pihak oposisi mendesak Annan untuk bertindak. Annan diminta untuk membuka kantor di Damaskus untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata. Demikian dikatakaan aktivis Luaj Hussein, yang menilai pendekatan yang dilakukan Annan sangat lambat.

Yuniman Farid (dpa/afp)