1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Harapan Masih Temukan Korban Gempa Menipis

8 April 2009

Dua hari setelah gempa bumi hebat di Italia yang menewaskan sedikitnya 260 orang, harapan untuk dapat menyelamatkan korban semakin tipis.

https://p.dw.com/p/HTC5
Tim Penyelamat di L'AquilaFoto: AP

Di L'Aquila telah diselamatkan seorang perempuan muda, usia 21 tahun setelah berada di bawah reruntuhan bangunan selama 42 jam. Hari Rabu (08/04) kemarin, Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi mengancam penjarah di wilayah bencana dengan hukuman yang berat.

Di L'Aquila dan kawasan sekelilingnya, sekitar 8. 500 petugas tim penolong tak henti-hentinya mencari korban bencana gempa. Upaya penyelamatan sempat terganggu saat tujuh gempa susulan yang cukup besar mengguncangkan wilayah pegunungan yang mengelilingi ibukota provinsi Abruzzo itu. Pencarian korban akan diteruskan hingga perayaan Paskah, Senin depan. Setelahnya, bangunan dan rumah-rumah yang rusak akan diperbaiki, dan pembangunan kembali akan dimulai. Demikian dikemukakan Menteri Dalam Negeri Italia, Roberto Maroni hari Rabu (08/04).

Bildergalerie Erdbeben in Italien
Foto: picture-alliance / dpa

260 korban tewas, di antaranya 16 anak-anak

Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi mengatakan di L'Aquila, di antara 260 korban tewas terdapat 16 anak-anak. Sembilan jenazah masih harus diindetifikasi dan sebelas orang masih dinyatakan hilang. Menurut keterangan pemerintah, sekitar 1. 200 orang cedera akibat gempa bumi hari Senin (06/04) yang merupakan gempa terburuk di Italia sejak 30 tahun terakhir ini. Sekitar 150 korban gempa berhasil diselamatkan.

Akibat bencana itu, sekitar 18. 000 warga yang kehilangan tempat tinggalnya atau rumahnya rusak, ditempatkan di tenda-tenda yang disediakan pemerintah. Ketika menanggapi situasi darurat tersebut, pernyataan Perdana Menteri Berlusconi sempat membuat orang-orang bingung:

"Mereka punya semua yang mereka perlukan. Obat-obatan, makanan hangat dan perlindungan dari hawa dingin. Ini merupakan keadaan yang bersifat sementara. Ya, seperti berkemah pada akhir pekan dan kita sekarang perlu lebih banyak penyelesaian nyata. Dalam hal ini yang saya maksudkan terutama adalah hotel-hotel."

Vom Erdbeben zerstörtes Dorf Onna in Italien
Foto: AP

Tidak semua korban tertampung di tenda-tenda

Namun, tidak semua korban dapat ditampung di tenda-tenda. Sekitar 200 korban gempa, hari Rabu (08/04) masih tidak punya tempat bernaung. Malam itu, banyak yang harus tidur di mobilnya padahal udara dingin sekali. Pada hari Jumat Agung (10/04) mendatang, direncanakan akan dilakukan upacara resmi pemakaman korban. Delegasi dari Vatikan juga dikatakan akan menghadiri kebaktian pemakaman. Paus Benediktus XVI menyatakan ingin secepatnya mengunjungi kawasan bencana.

Sementara itu Berlusconi mengajukan gagasan untuk melaksanakan sekitar seratus proyek pembangunan kembali. Setiap provinsi Italia diusulkan untuk ikut menangani proyek di bawah pengawasan pemerintah pusat. Ditambahkan bahwa pemerintahan negara asing juga dapat membantu dalam pembangunan kembali bangunan atau gereja-gereja bersejarah yang rusak.

Zerstörung durch das Erdbeben in L'Aquila Italien
L'AquilaFoto: AP

Italia mohon bantuan dari Komisi UE

Selain itu, pemerintah di Roma memohon bantuan keuangan kepada Komisi Uni Eropa. Italia punya waktu sepuluh minggu untuk mengajukan permohonan bantuan bagi bencana alam dari dana solidaritas UE. Bangunan yang rusak di L'Aquila terutama adalah kompleks permukiman dari tahun 70- dan 80-an yang ambruk. Para pakar mengatakan bahwa buruknya bahan bangunan dan kualitas kerja yang asal-asalan diduga sebagai penyebab runtuhnya bangunan-bangunan tersebut. Karena itu banyak korban yang tewas. Gempa bumi dahsyat dengan kekuatan 6, 2 pada skala Richter memporakporandakan kawasan di sekitar L'Aquila pada Senin subuh (06/04). (cs/dpa/ap/AFPD)