1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hapus Utang untuk AIDS-TBC-Malaria

26 September 2007

Indonesia menjadi negara pertama yang menandatangani kesepakatan "Utang untuk Kesehatan", Debt 2Health. Ini merupakan prakarsa baru masyarakat internasional untuk membiayai program kesehatan di berbagai negara dunia ketiga.

https://p.dw.com/p/CP2x

Proyek pertama Utang untuk Kesehatan ini melibatkan Jerman dan Global Fund, sebuah organisasi internasional yang diprakarsai bekas sekertaris jenderal PBB Koffi Annan. Dalam kesepakatan ini, Jerman akan menghapuskan utang Indonesia sebesar 50 juta euro atau sekitar 600 muilyar rupiah. Namun syaratnya, setengah dana itu digunakan untuk membiayai program-program penanganan HIV/AIDS, Tuberculosisi atau TBC, dan Malaria di Indonesia, dan setengahnya lagi disumbangkan kepada Global Fund untuk program yang sama, yang juga melibatkan Indonesia.

Program Utang untuk Kesehatan dimaksudkan sebagai terobosan untuk membantu negara-negara berkembang yang dililit berbagai masalah kesehatan rumit, namun tidak cukup miskin untuk mendapat pembebasan utang.

Program itu juga merupakan terobosan untuk para donor. Jon Liden, Ketua Bidang penanggulangan AIDS, TBC dan Malaria, Global Fund menjelaskan:

"Kami berusaha juga mencari berbagai jalan lain untuk meningkatkan dana bantuan yang tidak membebani donor dengan cara biasa. Salah satu yang kami tawarkan adalah suatu negara donor menghapuskan sebagian utang negara berkembang dalam jumlah tertentu dengan syarat, setengah dari utang yang dihapuskan itu dianggarkan membiayai program kesehatan. Kesepakatan itu dimulai dengan penandatangan perjanjian antara Global Fund, pemerintah Jerman dan pemerintah Indonesia hari ini. Jerman menghapuskan 50 juta euro utang Indonesia, dan Indonesia menggunakan setengah di antaranya, atau 25 juta euro, untuk mendanai program-program kesehatannya sendiri".

Penandatanganan kesepakatn hari Rabu (26/9) itu menandai pembukaan konferensi donor Global Fund, yang 80 persen adalah negara-negara anggota kelompok industri maju G8, dan 20 persen adalah para demawan perorangan dan perusahaan serta organisasi swasta. Duta besar Indonesia untuk Jerman, Makmur Widodo, menandatangani kesepakatn itu di Berlin, bersama Menteri Bantuan Pembangunan Jerman Heidemarie Wiezcorek-Zeul.

Duta besar Indonesia untuk jerman, Makmur Widodo bahkan mengungkapkan, khusus dengan Jerman ini skalanya lebih jauh lagi. Dalam ketentuannya, jika berhasil program ini dilanjutkan dan Indonesia berkesempatan untuk mendapat pembebasan utang sebesar 5.3 persen atau senilai 143 juta euro dari seluruh utang luar negeri kepada Jerman yang bernilai 2,7 milyar euro. Dalam rupiah, utang dari Jerman yang dihapus untuk dialihkan pada program pemberantasan AIDS, TBC dan Malaria, bisa mencapai Rp. 1,8 trilyun.

Sementara itu, Menteri Bantuan Pembangunan Jerman Heidemarie Wiezcorek-Zeul mengungkapkan, kesepakatan ini menguntungkan semua pihak. Global Fundlebih leluasa dalam mengerjakan tugas-tugas keamanusian penting. Jerman, sebagai negara donor pertama untuk program Utang untuk Kesehatan ini, memenuhi sebagian tanggung jawab dan kewajibannya dalam memberantas AIDS, TBC, dan Malaria. Dan Indonesia bisa meningkatkan sistem perawatan kesehatannya.

"Misalnya dalam berbagai sarana pemberantasan AIDS, upaya-upaya pencegahan, dan penyediaan obat dengan harga terjangkau. Di sisi lain, negara-negara berkembang juga harus diarahkan untuk memiliki infrastruktur kesehatan yang memadai, balai-balai pengobatan yang layak, dan tenaga dokter serta perawat yang terlatih dalam menangani pasien AIDS."