1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

091109 Berlin Feierlichkeiten

10 November 2009

Di Pariser Platz di depan Gerbang Brandenburg, Senin malam (09/11), sekitar 100.000 orang di bawah payung warna warni dalam guyuran hujan lebat merayakan 20 tahun runtuhnya Tembok Berlin.

https://p.dw.com/p/KT2e
Domino raksasa yang diijejerkan sepanjang bekas garis perbatasan Berlin Barat-Timur di depan Gerbang BrandenburgFoto: AP

Di bawah sebuah pavilyun besar berwarna putih, orkes kapella Berlin dipimpin dirigen Daniel Barenboim melantunkan Lohengrin karya Richard Wagner di depan tamu negara yang hadir merayakan hari bersejarah itu.Di lapangan ini juga ribuan penonton ikut mendengarkan musik yang dimainkan. Mereka tetap bertahan tanpa terpengaruh hujan yang mengguyur Berlin sepanjang hari. Banyak yang datang dari luar kota yang cukup jauh untuk menghadiri puncak perayaan 20 tahun runtuhnya Tembok Berlin.

Seorang penonton lelaki mengatakan, “Kami ingin hadir di sini, karena waktu tembok runtuh kami masih kecil.“ Sementara seorang penonton perempuan menyebutkan, “Ya, saya ketika itu ikut mengalami runtuhnya tembok Berlin, dan setelah 20 tahun berlalu, saya ingin melihat bagaimana suasananya sekarang.“

Ketika penyanyi tenor kenamaan Placido Domingo melantunkan suaranya, massa penonton juga ikut bergerak mengikuti biramanya. Setelah itu, giliran tamu negara menyampaikan pidatonya, untuk menunjukkan betapa pentingnya bagi mereka, hadir dalam perayaan di Berlin itu bersama warga masyarakat. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengatakan, “Kami tahu, jutaan hati, pikiran dan tangan berperan untuk meruntuhkan tembok ini.“

Dengan itu, menteri luar negeri AS itu hendak menegaskan, bahwa aksi jutaan warga biasa dan bukannya politisi, yang memicu runtuhnya tembok Berlin.

Kanselir Jerman Angela Merkel yang menyampaikan pidato emosional pada hari bersejarah itu, juga menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada para tamu negara yang hadir, bagi dukungannya untuk penyatuan kembali Jerman. “Anda sekalian memberikan kepercayaan kepada negara kami. Dan dari lubuk hati yang dalam, kami berterima kasih.“

Sementara di depan gedung parlemen Reichstag, ribuan warga menghitung mundur saatnya Tembok Berlin runtuh. Seribu lempengan domino raksasa dari styropor yang melambangkan potongan Tembok Berlin, yang digambari oleh 15.000 anak-anak, ditumbangkan sebagai simbol runtuhnya tembok pemisah itu 20 tahun lalu. Domino pertama diruntuhkan tepat pukul 20.30 oleh Lech Walesa pemenang hadiah Nobel Perdamaian dan mantan pimpinan serikat buruh bebas Polandia Solidarnost dari depan Reichstag. Satu-persatu lempengan tembok runtuh seperti efek domino, hingga lempengen terakhir di depan Gerbang Brandenburg.

Acara meruntuhkan simbol Tembok Berlin itu merupakan puncak peringatan yang paling memancing emosi penonton. Acara diakhiri dengan pesta kembang api yang diluncurkan dari depan Gerbang Brandenburg.

Heiner Kiesel/Agus Setiawan

Editor: Yuniman Farid