Godzilla: 60 Tahun Kisah Monster

Karir monster itu dimulai 60 tahun lalu. Sutradara Gareth Edward menjadikan Godzilla sebagai penyelamat dunia, yang sekarang terbenam dalam sampah nuklirnya. Film itu mulai diputar di bioskop Jerman hari Kamis (22/05).

Dalam film pertama, Godzilla tingginya hanya 50 meter. Tapi semua orang sudah tahu, ukuran bukan hal utama. Yang penting, moster menyemburkan api, punya cakar dan menyebarkan panik massal.

60 tahun lalu, monser itu muncul untuk pertama kalinya dari kedalaman laut. Sejak saat itu, Godzilla menghancurkan kota metropolitan seperti Tokyo, New York atau San Francisco. Dulu, pemain film harus mengenakan kostum yang biasanya sangat berat.

Sutradara Jerman Roland Emmerich mengarahkan Godzilla melalui New York. Tetapi produksinya dari tahun 1989 mengecewakan. Film itu tidak disambut baik penonton, dan mereka sebut "GINO," yang artinya: Godzilla in Name only (namanya saja Godzilla)

Dalam karya klasik dari tahun 1954, monster itu hidup lagi akibat tes nuklir, dan menempatkan warga Tokyo dalam ketakutan dan kengerian, terutama dengan napas apinya yang mengandung nuklir. Itu semua hanya fiksi. Tapi kisah seperti itu bisa jadi gambaran realita mengerikan, mengingat bencana reaktor di Fukushima.

Ketika berusia 50 tahun, Godzilla mendapat bintang pada "Walk of Fame" di Hollywood. Pada kesempatan itu juga dirayakan film Godzilla berjudul "Final Wars".

Baik lawan jahat, manusia lawan mahluk dari planet lain, Godzilla lawan monster lain. Itulah kira-kira kesimpulan alur cerita film Godzilla “Final Wars“, yang dibuat untuk ulang tahunnya yang ke-50. Seharusnya itu sudah jadi film terakhir Godzilla. Tapi sekarang Godzilla kembali lagi...

Godzilla sudah ada 28 kali. Dalam film yang akan diluncurkan tahun ini, Godzilla akan tampil tiga dimensi, dan akan sepenuhnya menghancurkan San Francisco. Pasti akan ada kerugian kolateral, dan gedung-gedung tinggi akan berjatuhan. Kritik dari Jepang: "Godzillanya terlalu gemuk". Yang istimewa dalam Godzilla ini adalah elemen romantisnya.