1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Giliran Moody's Turunkan Peringkat Italia

5 Oktober 2011

Mata uang Euro kembali tertekan di pasar Asia hari Rabu (5/10) menyusul penurunan peringkat kredit Italia oleh lembaga pemeringkat kredit Moody's. Krisis utang zona Euro semakin mengkhawatirkan pasar dunia.

https://p.dw.com/p/12lwV
Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi
Perdana Menteri Italia, Silvio BerlusconiFoto: AP

Moody's menurunkan peringkat obligasi pemerintah Italia sebanyak tiga level, dari Aa2 menjadi A2 akibat utang berkepanjangan serta pertumbuhan ekonomi yang lamban. Tentunya menjadi kabar buruk bagi mata uang Euro yang baru saja mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan hari Selasa. Tanggal 20 September lalu, lembaga pemeringkat kredit lainnya, Standard & Poor's, telah terlebih dahulu menurunkan peringkat kredit Italia.

Italia semakin terpuruk

Bulan lalu, pemerintahan Perdana Menteri Silvio Berlusconi mengadopsi langkah penghematan bernilai 54 miliar Euro dengan target menyeimbangkan anggaran negara pada tahun 2013. Defisit anggaran dan utang Italia tak jauh berbeda dari negara-negara zona Euro yang bermasalah lainnya, namun pertumbuhan ekonomi yang telah lama tergolong lamban semakin meningkatkan kekhawatiran mengenai kesehatan fiskal Roma.

Sebuah laporan surat kabar Financial Times menilai upaya Uni Eropa mengamankan bank-bank yang terekspos utang di negara-negara yang bermasalah sempat menenangkan pasar dunia. Namun efeknya berumur pendek. Indeks saham Nikkei di Tokyo langsung anjlok setelah sempat dibuka di zona positif.

Tak ada langkah konkret

"Uni Eropa belum berbuat apa-apa. Mereka hanya berkata bahwa mereka bersedia untuk membicarakannya," jelas Stuart Ive, seorang pialang senior HiFX. Pejabat Uni Eropa menuntut Yunani untuk terus melakukan pengorbanan dengan mengencangkan ikat pinggang, dan memperingatkan bank-bank Eropa mengenai kemungkinan kerugian lebih besar sebagai bagian resolusi krisis utang. Masafumi Yamamoto dari Barclays Capital menilai kemungkinannya semakin besar bahwa bantuan tambahan bagi Yunani akan tertunda, yang tentunya akan berimbas buruk bagi mata uang Euro.

"Pasar gelisah melihat hambatan politik yang menghalangi bantuan bagi Yunani. Tidak terlihat ada tindakan segera dan masih dibutuhkan waktu setelah pertemuan para menteri keuangan zona Euro kemarin ini," ujar Teppei Ino, seorang analis dari Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ. Pertemuan selama dua hari tidak menghasilkan kabar baru hari Selasa (4/10). Sementara angsuran bailout sebesar 8 miliar Euro yang dibutuhkan Yunani untuk menghindari kebangkrutan kembali diundur.

afp/dpa/Carissa Paramita

Editor: Dyan Kostermans