1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gencar, Tekanan terhadap CIA

8 Desember 2007

CIA memusnahkan rekaman video interogasi di Guantanamo. Padahal pada 2003 Gedung Putih dan juga Departemen Hukum menyarankan agar rekaman itu disimpan.

https://p.dw.com/p/CZ8C
Tahanan GuantanamoFoto: AP

Badan Intelejen Amerika Serikat CIA memusnahkan rekaman video interogasi terhadap terduga anggota jaringan teror Al Qaida. Demikian dilaporkan harian New York Times hari Jumat (07/12). Harian itu melaporkan, rekaman-rekaman video tersebut dimusnahkan setelah Gedung Putih dan juga Departemen Hukum pada tahun 2003 menyarankan agar rekaman itu disimpan. Namun pada tahun 2005, CIA sedikitnya menghilangkan dua rekaman video, keduanya menunjukan metode interogasi yang dilakukan pada tahun 2002.

Gedung Putih menghadapi konflik baru dengan Kongres, kini setelah kubu demokrat menuntut penyidikan terhadap pemusnahan rekaman video CIA. Setelah menjadi judul utama New York Times pekan lalu, Dinas Rahasia AS hari Jumat (07/12) mengaku, bahwa tahun 2005 mereka telah memusnahkan rekaman video interogasi terhadap tahanan-tahanan yang diduga teroris.

Pengakuan ini membuat murka kubu Demokrat dan kelompok-kelompok hak azasi manusia yang sedang menyidik dugaan penyiksaan dalam metode interogasi. Kepada staffnya, Direktur CIA Michael Hayden menerangkan, rekaman-rekaman ini dimusnahkan guna melindungi identitas para anggota CIA yang terlibat. Ia katakan juga, semua pengacara yang melihat rekaman video menilai bahwa para tahanan tidak disiksa dan keputusan untuk memusnahkannya berada di tangan CIA.

Meski begitu di Kongres, kubu demokrat tidak bersedia menerima keterangan ini. Lebih jauh para pengritik menuduh bahwa para tahanan disiksa agar memberikan pengakuan.

Sementara itu, Presiden AS George W. Bush menyatakan dukungan dan kepercayaannya terhadap Direktur CIA. Namun inipun tidak membantu. Terutama karena dalam sebuah pidato September lalu, Bush pernah memberikan informasi mengenai interogasi terhadap seorang tokoh penting Al Qaida, yang bernama Abu Zubaydah.

"Zubaydah menunjukan kebenciannya kepada Amerika Serikat dan tidak bersedia untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, kemudian tidak mau bekerja sama. Kami mengetahui bahwa Zubaydah memiliki informasi yang dapat menyelamatkan kehidupan orang banyak. Tapi ia tidak mau bicara lagi. Ketika interogasi berlangsung nyata jelas bahwa ia mengetahui bagaimana mengatasi interogasi berat. Oleh karena itu CIA menggunakan prosedur lain." Demikian dikatakan Bush.

Bush menegaskan bahwa metode interogasi itu tepat dan tidak melanggar hukum. Sementara Ketua CIA Hayden berkilah, bahwa pejabat tinggi Kongres sudah diberitahu mengenai pemusnahan rekaman-rekaman video itu. Sayangnya, baik dari kubu Republik maupun Demokrat tidak ada yang ingat akan hal itu.

Mark Mazzetti, dari harian New York Times yang memberitakan peristiwa ini mengatakan:

"Ada anggota Kongres yang merasa tidak diberi informasi dengan baik, bahkan komisi untuk Dinas Rahasia tidak mengetahui tentang pemusnahan itu. Dan bahkan Jaksa Agung dan Komisi 9/11 bertanya-tanya, mengapa CIA harus memusnahkan rekaman seperti itu."

Kini kritik, baik terhadap pemerintah Bush maupun terhadap CIA, justru meningkat, karena rekaman video itu merupakan barang bukti yang bisa menentukan apakah terjadi penyiksaan atau tidak.