1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Pengobatan Dengan Plasma

Susanne Kluge-Paustian
23 Maret 2020

Plasma yang kita kenal adalah gas super panas yang menyembur dari matahari. Tapi ilmuwan di Jerman kini gunakan plasma dingin, untuk sembuhkan luka bahkan penyakit kanker.

https://p.dw.com/p/3Zta5

Plasma adalah gas bersuhu sangat tinggi jika berada secara alami di alam semesta. Biasanya ditemukan cahaya matahari atau petir. Tapi kini para peneliti berhasil mengungkap cara membuat plasma yang dingin. Sehingga bisa digunakan untuk berbagai hal  juga dalam bidang kedokteran.

Dr. Kai Masur pakar biokimia dari Leibniz-Institut untuk penelitian plasma menjelaskan hasil risetnya: "Kami sekarang melakukan apa yang dulu hanya ada pada fiksi ilmiah. Kami mengobati pasien, yang dulu harus berjuang melawan luka mereka selama berbulan bahkan bertahun-tahun. Kini kita melihat, plasma benar-benar berfungsi."

Untuk membuat plasma dingin, para pakar fisika membutuhkan sebotol gas Argon, kawat-kawat dengan elektrode, aliran listrik dan sebuah bejana gelas.

Prosesnya: di dalam bejana partikel netral gas diberi muatan lewat tegangan listrik dan medan listrik. Tiba-tiba muncullah gas untuk pengobatan ini, plasma!

Apa sebetulnya plasma itu
Prof. Klaus-Dieter Weltmann, pakar fisika di Leibniz-Institut untuk penelitian plasme menjelaskan, apa sebetulnya plasma: "Ini adalah gas, yang meneruskan listrik, dan hanya bisa dilakukan karena partikelnya bermuatan. Dan partikel bermuatan saya buat di dalam gas dengan mengalirkan listrik."

Para peneliti mengetahui dari percobaan sel, bahwa plasma ampuh membunuh bakteri, virus, jamur dan kuman-kuman. Ilmuwan mengungkap, apa yang berfungsi di laboratorium, juga bisa berfungsi pada manusia. Dan plasma bisa melakukan lebih banyak lagi.


"Di satu sisi saya jadi punya kemampuan menstimulai dan mendorong pertumbuhan sel. Di sisi lain saya bisa mengurangi beban akibat bakteri. Yang satu berarti membunuh, yang satu lagi menstimulasi", papar Prof. Klaus-Dieter Weltmann
 

Untuk pengobatan penyakit kronisBagaimana orang sakit bisa mendapat

keuntungan dari plasma, sedang digali para pakar kedokteran dan pakar fisika di Rumah Sakit Universitas Greifswald. Mereka melakukan ujicoba mengobati luka dengan dua cara: dengan plasma dan tanpa plasma – untuk membandingkan proses penyembuhan.

Pengetahuan baru terkait gas plasma dingin itu diterapkan pada penanganan luka. Luka baru, diobati para dokter setiap hari dengan bolpen plasma.

Pakar biokimia Dr. Kai Masur menjelaskan: "Khasiat utama adalah sifat anti-mikroba pada plasma. Jadi kami bisa membunuh bakteri dan virus, dan itu tentu aspek sangat menguntungkan bagi luka yang terinfeksi kronis.
Yang juga bisa kami lakukan adalah mendorong sirkulasi mikro, jadi aliran darah lancar ke seluruh pembuluh darah."

Pengecekan dilakukan setiap tiga hari. Mereka ingin tahu, seberapa kuat luka masih terinfeksi kuman-kuman.
Efek sampingan metode itu sampai saat ini tidak ada.

Pengobatan kanker dan diabetes
Juga dalam penanganan penyakit kanker, para peneliti melakukan percobaan dengan plasma. Efek yang tercapai juga ada dua: Plasma bisa membunuh kanker dan mendorong pertumbuhan sel-sel sehat.

Pakar medis mengakui bahwa plasma ada efeknya pada tumor, sebenarnya ditemukan secara kebetulan.

"Sebenarnya waktu itu kami ingin membunuh bakteri pada luka yang berukuran besar. Tapi di bawah luka ada tumor. Dan setelahnya kami melihat bahwa sel-sel tumor juga lenyap", ungkap Prof. Hans-Robert Metelmann, dokter ahli bedah mulut, rahang dan wajah di universitas kedokteran Greifswald.

Terapi Plasma kini juga diajarkan di sejumlah universitas di Jerman. Di bidang dermatologi plasma sudah digunakan dalam praktek sehari-hari di klinik. Di rumah sakit universitas Rostock, pengobatan dengan plasma bagi pasien penderita diabetes sudah jadi standar.

Prof. Steffen Emmert, ahli dermatologi di universitas kedokteran Rostock menjelaskan: "Pengobatan dengan plasma di klinik ini sudah jadi standar pengobatan luka. Kami kerap menggunakannya. Dan dengan teknologi pencitraan spektral kami juga bisa melihat bahwa aliran darah pada kulit meningkat 30% setelah pengobatan dengan plasma."

Para dokter memperkirakan, di masa depan akan semakin banyak orang mendapat keuntungan dari keampuhan plasma. (as/vlz)