1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Flu burung ; AS-Bush; Politik Luar Negeri Inggris

28 Januari 2004
https://p.dw.com/p/CPT3
Flu burung atau avian influenza cukup parah terjadi di beberapa negara Asia, juga di Indonesia. Tema ini juga merupakan topik utama dalam Sari Pers Radio DW, selain itu komentar mengenai kemungkinan terpilihnya kembali Presiden AS Bush dalam pemilihan mendatang, dan di bagian akhir nanti komentar mengenai politik luar negeri Inggris, sehubungan dengan perang Irak dan laporan hasil penyelidikan kematian pakar senjata David Kelly.

Baiklah, terlebih dahulu kita simak komentar harian-harian internasional mengenai wabah flu burung. Di Indonesia berbagai pihak menuntut agar pemerintah bertindak aktif dan cepat menangani wabah tsb, dan juga diminta transparansi serta melakukan sosialisasi agar masyarakat memahami kasus tsb dan tahu cara penangannya yang tepat. Harian Prancis Libération yang terbit di Paris dalam komentarnya juga menuntut sikap solidaritas dan terbuka bagi penanganan wabah tsb:

Wabah flu burung menuntut soldiaritas dan transparansi dalam penanangannya. WHO tanpa ragu-ragu menyebut kemungkinan jutaan korban. Semua negara di dunia dalam soal wabah berada di kapal yang sama. Bila dari setiap orang dituntut transparansi atau keterbukaan, maka dengan sendirinya akan timbul solidaritas sejati antara kaum kuat dengan kaum lemah.

Peringatan Organisasi Kesehatan Dunia WHO terhadap wabah influensa dengan jutaan korban akibat flu burung, oleh harian Beland De Telegraaf dikomentari sbb:

Peringatan WHO terutama harus menggugah negara-negara, pemerintahan dan masyarakat luas. Setahun yang lalu wabah penyakit paru-paru SARS dapat dicegah dengan peringatan-peringatan yang intensif dari WHO. Bila wabah flu baru menyerang kita, maka itu sebagian karena kesalahan kita sendiri. Di seluruh dunia diproduksi unggas secara massal, tanpa menjamin kebersihannya. Selain itu tidak diambil tindakan yang memadai untuk mempersiapkan diri menghadapi wabah flu di dunia. Kedua hal itu merupakan kombinasi yang fatal. Lebih bijaksana, bila sebelumnya disediakan obat untuk pencegahan virus dalam jumlah besar.

Harian Ceko Lidove noviny mengenai peringatan WHO terhadap wabah flu burung berkomentar:

Dengan mendaratnya penjelajah di planit Mars , maka visi untuk menghuni planit merah itu, punya bentuk yang jelas. Namun gambar-gambar penuh warna di planit Mars rupanya tidak dapat menghapus masalah-masalah di bumi. Salah satu di antaranya adalah wabah flu burung, yang memberikan kesimpulan suram, bahwa di zaman antariksa pun manusia masih menganut metode-metode dari zaman abad pertengahan. Politik burung unta di berbagai negara Asia memberikan peluang yang ideal bagi penyebaran wabah. Namun mungkin umat manusia kali ini masih bisa lolos dari bahaya. Dengan demikian diberi waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi wabah flu sebenarnya.

Tema lainnya Kemenangan John Kerry, kandidat Demokrat AS dalam pemilihan awal di New Hampshire, untuk pertama kali mengisyaratkan kemungkinan kekalahan Bush. Harian Belgia Le Soir yang terbit di Brussel menulis:

Media nasional di AS memfokuskan jalannya pemilihan awal Partai Demokrat dan memperkuat kritik terhadap pemerintahan Bush. Berbagai angket pendapat mengungkapkan, mayoritas rakyat AS tidak menginginkan masa jabatan kedua bagi Bush. Untuk pertama kalinya sebuah hasil angket mengungkapkan , Bush kalah 3 persen suara di bawah kandidat John Kerry.

Tema terakhir: Politik luar negeri Inggris. Harian Rusia Nesawissimaja Gaseta di Moskau mengomentari politik luar negeri Inggris berkaitan dengan peran Inggris dalam perang Irak, dan hasil penyelidikan kasus bunuh diri pakar senjata David Kelly:

Pemerintah Inggris ikut dalam perang ke Irak, bukan karena menguatirkan senjata pemusnah massal di negara tsb, melainkan untuk menunjukkan kepada Presiden AS George Bush, bahwa Inggris merupakan mitra sekutu yang paling setia. Karenanya, skandal Kelly sehubungan dengan kematiannya, dan perdebatan di parlemen, tidak hanya mengenai perang itu. Masalah sebenarnya adalah harga diri rakyat Inggris , dan pertanyaan apakah politik luar negeri Inggris benar-benar independen?