1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Festival Film Venezia Tetap Pertahankan Tradisinya

1 September 2009

Tahun-tahun terakhir terjadi perubahan dalm keseimbangan pada struktur festival di Eropa. Dan walaupun terus menerima tekanan pemerintah di Roma, Venezia tetap bertahan mendukung film-film seni bermutu tinggi.

https://p.dw.com/p/JNCO
Bioskop penyelenggara festival dihiasi dengan Singa Emas, yang juga merupakan penghargaan utama dalam Festifal Fim VeneziaFoto: AP

Festival film Venezia pertama kali diadakan tahun 1932. Hingga kini termasuk salah satu festival paling penting di dunia dengan reputasi tinggi. Adalah kebanggaan bagi para sutradara dari seluruh penjuru bumi jika filmnya diputar di Venezia.

Di Eropa, festival film Venezia digolongkan dalam tiga besar. Tak ayal lagi Cannes menduduki peringkat satu, bertabur nama-nama terkenal layar perak. Berlin, pada jaman tirai besi dikenal dengan film-film bergenre politik. Sementara Venezia sejak lama dikenal mendukung film-film seni bermutu tinggi. Tetapi, wartawan film Jerman Peter Claus yang sudah 20 tahun tak pernah absen meliput Venezia mengamati, tahun-tahun terakhir terjadi perubahan dalam keseimbangan pada struktur festival film di Eropa.

"Venezia kini merupakan festival dengan tuntutan politis paling kuat, dan sejak bertahun-tahun festival ini harus bertahan terhadap tekanan pemerintah di Roma. Berlusconi mendirikan festival publik di Roma dengan mengucurinya dengan dana besar. Ia mengatakan terang-terangan bahwa apa yang ditawarkan di Venezia, terlalu kiri!" papar Peter Claus.

Namun Venezia tampaknya bertahan dengan segala tradisinya. Tahun 2009 ini pun, program yang disusun Direktur Festival Marco Müller menjanjikan banyak hal, kata Claus. Di seksi kompetisi tampil nama-nama besar, memperebutkan penghargaan utama singa emas. Dari Perancis datang Patrice Chereau dan Jacques Rivette dengan karya terbarunya. Dari Italia, Giuseppe Tornatore. Amerika Serikat menampilkan sutradara provokator Michael Moore dan maestro horor George Romero.

Sesuai tradisi, di Lido, Venezia, orang juga akan menjumpai film dari berbagai bangsa, tahun 2009 ini dari Sri Lanka, Libanon dan Mesir.

Wartawan film Jerman Peter Claus mengingat penemuan film India saat karya sutradara Mira Nair memenangkan festival tahun 2001. "Monsoon Wedding´ diputar di Venezia dan Bollywood pun merambah dunia. Sebelumnya, penonton di Eropa, juga AS, tidak peduli. Inilah yang selalu berhasil dicapai Venezia pada tahun-tahun terakhir. Menemukan film-film dari seberang lautan dan tidak memperlakukannya sebagai sesuatu yang eksotis melainkan sebagai kontribusi bagi dunia film. Terutama karya-karya dari Asia dan Amerika Latin."

Tahun ini Jerman diwakili nama-nama sekaliber Werner Herzog. Sementara Fatih Akin menampilkan karya multi kultur "Soul Kitchen“.

Di Venezia juga bisa disaksikan pemutaran film "Desert Flower", diangkat dari buku laris berjudul sama yang ditulis Waris Dirie. Ia mengisahkan perjalanan hidupnya sebagai gadis nomaden Afrika yang menapaki karis seabgai super model dunia.

Yang juga ditunggu-tunggu adalah film terbaru Oliver Stone tentang gerakan kiri baru di Amerika Latin. Juga sebuah film Italia yang mencermati kekuasaan dari kekaisaran media milik Silvio Berlusconi, yang juga menjabat sebagai perdana menteri Italia.

Festival Film Venezia yang ke 66 ini dimulai tanggal 2 hingga 12 September mendatang.

Jochen Kürten/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid