Fakta Mengejutkan Tentang Meditasi
7 Januari 2014Sebuah radio di Berlin mengadakan program khusus selama 4 minggu. Program itu menitikberatkan pada relaksasi dan pengurangan stress. Rencananya acara tersebut bakal mengudara dari 6 Januari sampai 31 Januari mendatang.
Kepala program ini, Robert Skuppin mengatakan “Menurut hasil studi, satu dari lima orang Jerman terus-menerus berada di bawah tekanan. Bahkan, satu dari dua orang merasa bahwa hidup mereka dalam tiga tahun terakhir menjadi lebih stress“. Skuppin menambahkan, “Kami mengalaminya sendiri dan bersama-sama dengan pendengar kami ingin berhenti sejenak dan menarik nafas“.
Relaksasi unik
Program di radio ini diselenggarakan dengan mengundang para ahli relaksasi. Para ahli ini akan berbicara pada pendengar, menjelaskan masalah mereka dan memberi bimbingan. Selain itu, ditawarkan pula latihan-latihan relaksasi online serta pemberian kursus-kursus pengurangan stress seperti meditasi, Yoga dan Qi Dong (terapi senam Cina).
Penyelenggaraan kursus meditasi ini terbilang unik. Kursus ini akan diselenggarakan di kereta dan diperuntukkan bagi penumpang dan akan dipandu oleh seorang ahli. Setiap hari Sabtu mulai pukul 16.00 selama program berlangsung para penumpang bisa mengikuti kurusus ini.
Studi tentang meditasi
Sebuah studi mengatakan, meditasi mungkin bisa membantu meringankan kegelisahan dan depresi pada pasien-pasien tertentu. Di beberapa kasus, meditasi kemungkinan juga bisa sama efektifnya seperti meminum obat anti depresi.
Meski demikian , sebuah review literatur ilmiah tentang mindfullness meditation atau meditasi dengan pikiran penuh yang dipublikasikan di Jurnal Ikatan Medis Amerika (JAMA) menemukan efek meditasi terbatas. Contohnya nyaris tak ada bukti yang ditemukan terkait dampak positif meditasi pada mood, perhatian, tidur, berat badan dan kebiasaan makan.
Meditasi dengan pikiran penuh adalah sebuah bentuk kesadaran diri yang berasal dari ajaran agama Budha. Meditasi ini didesain untuk memusatkan perhatian pada kejadian yang sedang terjadi dan bukan pada prasangka, tulis studi JAMA.
Bukti menunjukkan bahwa meditasi dengan pikiran penuh bisa menolong mengurangi kegelisahan, depresi dan rasa sakit pada suatu populasi klinik tertentu. Karena itu, dokter klinik seharusnya dipersiapkan untuk bisa berbicara pada pasiennya tentang peranan yang dimiliki oleh sebuah program meditasi dalam mengatasi stress psikologis.
Meditasi tak tingkatkan kesehatan
Kajian ulang itu dipimpin oleh para ahli dari universitas Johns Hopkins. Studi ini melibatkan 3.515 peserta di 47 klinik yang dipilih secara acak. Dari ribuan studi tentang meditasi yang ditemukan oleh penulis, hanya tiga persen yang secara ilmiah memenuhi kriteria untuk dicantumkan dalam review JAMA. Studi-studi yang telah dikaji ulang menemukan sedikit atau cukup keuntungan karena melakukan meditasi. Akan tetapi kurang bukti terkait bahwa meditasi bisa mengarahkan pada kesehatan yang lebih baik.
“Berlawanan dengan kepercayaan yang sudah umum, secara keseluruhan studi-studi tersebut gagal untuk bisa menunjukkan manfaat besar meditasi terkait dengan peringanan penderitaan atau peningkatan kesehatan secara keseluruhan“ kata Allan Goroll, seorang dokter di Universitas Harvad.
Goroll menambahkan, “Dengan sebuah pengecualian penting bahwa meditasi dengan pikiran penuh memberikan sedikit peringanan akan tetapi cukup untuk meringanan kesedihan psikologis“. Pasien yang mendapat keuntungan ini biasanya tak mempunyai kecemasan atau depresi yang meledak-ledak.
Meditasi dengan pikiran penuh biasanya dipraktekkan selama sekitar 30 menit setiap hari. Meditasi ini menekankan penerimaan perasaan dan pikiran tanpa prasangka selain itu dalam meditasi juga disyaratkan relaksasi tubuh dan pikiran.
asb/rzn (rbb,afp)