1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Dunia Digital

Facebook dan Twitter Hapus Ratusan Akun Mencurigakan

22 Agustus 2018

Facebook dan Twitter menghapus ratusan akun fake news yang diyakini terkait dengan Rusia dan Iran. Akun-akun itu menyebarkan kampanye disinformasi untuk memengaruhi pemilu AS.

https://p.dw.com/p/33YA2
Facebook F8 Conference
Foto: Getty Images/J. Sullivan

Facebook mengumumkan hari Selasa (21/8) telah menghapus sekitar 650 laman, grup dan akun setelah menemukan tanda-tanda perilaku pengguna yang tidak autentik di FB dan Instagram.

Perusahaan media sosial itu mengatakan, beberapa akun diidentifikasi sebagai bagian dari dinas intelijen militer Rusia, sementara sejumlah kegiatan mencurigakan lain berasal dari Iran.

"Rusia dan Iran menggunakan taktik yang sama ketika datang untuk menciptakan jaringan akun menyesatkan, kata CEO dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg. Dia menambahkan, "perusahaannya bekerja sama dengan penegak hukum AS dalam penyelidikan."

Juga Twitter mengatakan telah memblokir 284 akun, sebagian besar berasal dari Iran, karena telah mencoba melakukan "manipulasi terkoordinasi".

Ancaman dunia maya

Sebelumnya, perusahaan FireEye yang bergerak di bidang keamanan internet mengatakan, mereka memberikan tip pada Facebook dan Twitter tentang adanya upaya Iran, yang dimulai dalam beberapa tahun terakhir dan berlanjut hingga bulan ini.

"Penting untuk dicatat bahwa aktivitas itu tampaknya tidak dirancang secara spesifik untuk memengaruhi pemilu AS, karena kegiatannya meluas jauh melampaui publik dan politik di AS," kata FireEye. Tapi FireEye memperingatkan, kemungkinan lainnya tidak tertutup.

Facebook menyatakan, salah satu kelompok yang ditargetkan dalam pembersihan itu adalah "Liberty Front Press," yang telah punya sekitar 155.000 follower di Facebook dan Instagram. Kelompok tersebut dilaporkan terkait dengan media pemerintah Iran, jika ditelusuri dari pendaftaran situs web, alamat IP dan akun administratornya.

Menurut FireEye, konten dari Iran terutama berusaha mempromosikan propaganda Iran "dengan tema-tema anti Arab Saudi, anti Israel dan pro Palestina."

Facebook dan Twitter secara signifikan meningkatkan pengawasan platform mereka - terutama menjelang pemilihan paruh waktu di AS bulan November mendatang.

hp/as (rtr, afp, ap)