1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Evakuasi Kabul Akan Rampung dalam Beberapa Hari

Alex Berry | Farah Bahgat
26 Agustus 2021

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan Jerman akan terus membantu warga Afganistan setelah batas waktu penarikan 31 Agustus. Dia menambahkan bahwa Berlin juga tidak akan "menghindar" untuk berdialog dengan Taliban.

https://p.dw.com/p/3zUyp
Kanselir Jerman Angela Merkel
Kanselir Jerman Angela MerkelFoto: Michael Kappeler/dpa/picture alliance

Kanselir Jerman Angela Merkel pada hari Rabu (25/08), mengatakan kepada anggota parlemen Bundestag bahwa pemerintah sedang bekerja "secara intensif" untuk mengevakuasi staf Afganistan menjelang tenggat waktu yang semakin dekat. Pernyataan Merkel ini muncul setelah Presiden AS Joe Biden menyatakan untuk tetap mempertahankan batas waktu evakuasi warga dari Afghanistan pada 31 Agustus.

Pesawat militer Jerman sejauh ini telah menyelamatkan lebih dari 4.600 orang termasuk warga negara Jerman dan pekerja pendukung lokal, menurut Kementerian Pertahanan Jerman.

Merkel mengatakan bahwa Jerman masih akan mencoba untuk membantu warga Afganistan yang bekerja dengan pasukan dan organisasi bantuan Jerman, serta mereka yang berkeinginan meninggalkan Afganistan bahkan setelah batas waktu.

"Berakhirnya perjalanan udara dalam beberapa hari ke depan tidak harus menjadi akhir dari upaya untuk melindungi para penolong Afganistan dan membantu orang-orang Afganistan yang telah ditinggalkan dalam keadaan darurat yang lebih besar dengan pengambilalihan Taliban," katanya.

Apa saja yang dikatakan Merkel?

Merkel juga memberikan penghormatan kepada angkatan bersenjata Jerman atas peran mereka dalam operasi evakuasi "terbesar" Bundeswehr. Ia juga menyeroti beberapa hal, di antaranya:

  • Jerman akan terus mendukung organisasi bantuan di Afganistan
  • Jerman akan membantu negara tetangga Afganistan
  • Komunitas internasional harus terlibat dengan Taliban
  • Pemerintah Barat "meremehkan" kecepatan pengambilalihan Taliban

Berkuasanya Taliban adalah kenyataan 'pahit'

Lebih lanjut, Merkel mengatakan bahwa fakta Taliban kembali berkuasa adalah kenyataan pahit yang harus dihadapi.

"Banyak hal dalam sejarah yang membutuhkan waktu lama. Itulah mengapa kita tidak boleh dan tidak akan melupakan Afganistan," katanya.

"Karena meskipun itu tidak terlihat di saat seperti ini, saya tetap yakin bahwa tidak ada kekuatan atau ideologi yang dapat menolak dorongan untuk keadilan dan perdamaian."

Merkel mendesak masyarakat internasional untuk menjaga dialog dengan Taliban untuk mempertahankan perkembangan yang telah berlangsung di Afganistan selama dua dekade penempatan NATO.

"Tujuan kita harus mempertahankan sebanyak mungkin apa yang telah kita capai dalam hal perubahan di Afganistan dalam 20 tahun terakhir. Ini adalah sesuatu yang harus dibicarakan masyarakat internasional dengan Taliban," katanya.

Parlemen kritik pemerintah

Jatuhnya Kabul mengejutkan pemerintah Jerman. Pemerintah pun dikritik karena dianggap gagal atas pengambilalihan Taliban.

Merkel mengatakan evakuasi tidak bisa dimulai lebih awal karena akan merusak kepercayaan publik terhadap rezim Afganistan.

Sesi parlemen pada hari Rabu (25/08) tersebut adalah sesi khusus karena pemerintah sedang meminta konfirmasi dari parlemen untuk misi evakuasi yang kabinet setujui pada minggu lalu. Parlemen Jerman sangat mendukung operasi tersebut. Keputusan untuk memulai evakuasi dilakukan sebelum persetujuan parlemen dikarenakan pengambilalihan Kabul yang cepat oleh Taliban.

Sesi khusus di Bundestag pada Rabu (25/0) membahas evakuasi di Afganistan
Sesi khusus di Bundestag pada Rabu (25/0) membahas evakuasi di AfganistanFoto: imago images/Achille Abboud

Meski begitu, partai-partai oposisi tetap melontarkan kritiknya dalam sesi tersebut. Ketua Partai Kiri, Dietmar Bartsch, menyebut "operasi Afganistan yang gagal" sebagai "titik terendah" dalam 16 tahun masa jabatan Merkel sebagai kanselir.

Sementara kandidat kanselir dari Partai Hijau Annalena Baerbock berbicara tentang "bencana kebijakan luar negeri," dan Partai Demokrat Bebas yang pro-pasar liberal mengatakan pemerintah "tidak bertanggung jawab dan tidak mampu bertindak."

Kepala Partai Sosial Demokrat di Bundestag, Rolf Mützenich, menyerukan pemeriksaan atas penanganan penarikan tersebut.

Sevim Dagdelen, ketua komite urusan luar negeri Parlemen Jerman, mengatakan kepada radio penyiaran publik Deutschlandfunk bahwa gagasan militer mengevakuasi puluhan ribu orang dari bandara Kabul hanyalah ilusi. Ia menyebut sekitar 80% pekerja lokal belum dapat mencapai bandara.

AS waspadai ancaman keamanan di bandara

Sebelumnya, Taliban telah menjanjikan keamanan di bandara Kabul di tengah operasi evakuasi warga Afganistan. Namun, dilansir kantor berita Reuters, seorang diplomat NATO di Kabul mengatakan laporan intelijen yang menyebut adanya ancaman dari militan ISIS di Afganistan yang dikenal sebagai ISIS-K yang tidak dapat diabaikan.

Seorang pejabat Taliban juga mengatakan bahwa kelompok penjaga mereka "juga mempertaruhkan nyawa mereka di bandara Kabul" dan mereka juga menghadapi ancaman dari kelompok ISIS-K.

Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia pun telah mengeluarkan peringatan atas kemungkinan serangan teror di bandara Kabul. Massa yang mencoba mengakses Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai telah diimbau untuk meninggalkan kawasan tersebut.

(Ed: rap/pkp)