1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ekspor Senjata ke Timur Tengah

30 Juli 2007

Pemerintah Amerika Serikat berencana meningkatkan jual beli senjata dengan Arab Saudi dan negara Teluk lainnya. Bisnis senjata ini diduga bernilai 20 miliar Dollar.

https://p.dw.com/p/CPFp
Presiden AS George W Bush
Presiden AS George W BushFoto: AP

Tujuan utama penjualan senjata besar-besaran ke kawasan Teluk adalah membendung pengaruh Iran di Timur Tengah.

Harian Jerman Frankfurter Rundschau menulis:

„Perang Irak yang dilancarkan Amerika Serikat menggeser keseimbangan kekuatan di Teluk Persia. Kini Washington mencari jalan untuk mengembalikan jin yang terlanjur lepas ke dalam botolnya. Strategi baru politik Amerika Serikat di Timur Tengah adalah mengurangi pengaruh Iran di kawasan. Caranya dengan mempersenjatai Israel dan rezim negara Arab yang di mata Washington tergolong moderat. Hanya orang yang sudah putus asa akan menganggap peningkatan senjata di Timur Tengah adalah strategi terbaik untuk meredam pengaruh Iran. Ini adalah logika mereka yang mencoba memadamkan api dengan minyak.“

Sementara harian Austria Die Presse yang terbit di Wina berkomentar:

„Hubungan Israel dan Arab Saudi tak bisa dikatakan mulus – sebenarnya, mereka tak punya hubungan diplomatis sama sekali. Kesepakatan penjualan senjata antara Amerika Serikat dan Arab Saudi tentu membuat Israel was-was. Washington yang tak ingin membuat susah hidup Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, berjanji memberikan bantuan dana militer pada Israel senilai 30,4 miliar Dollar Amerika Serikat dalam 10 tahun mendatang. Sasaran terakhir peningkatan militer Israel adalah Iran yang mendukung kelompok berhaluan keras seperti Hisbollah dan Hamas.

Tapi apakah militarisasi Timur Tengah yang didukung Amerika Serikat membuka jalan pada perdamaian dan stabilitas di kawasan, patut dipertanyakan. Dengan mengirim lebih banyak bom, kapal perang dan pesawat tempur ke Timur Tengah, kemungkinan terjadinya bentrokan bersenjata malah meningkat.“

Komentar kritis juga dimuat harian Jerman Abendzeitung yang terbit München:

„Betapa lihainya strategi Amerika Serikat mempersenjatai sekutunya untuk menghadapi suatu lawan dapat dilihat pada dua kasus yang terjadi belum lama ini. Washington mendukung Saddam dalam perang menghadapi Iran. Dan Taliban dulunya merupakan kekuatan penting dalam perang melawan Moskow. Sangat mengejutkan, betapa negara adi daya dunia ini tak juga mampu belajar dari kesalahan masa lalu.“

Topik lain yang mendapat perhatian pers internasional adalah berakhirnya ajang balap sepeda Tour de France. Tour yang dibayang-bayangi skandal doping ini berakhir di ibu kota Prancis, Paris dengan kemenangan Alberto Contador.

Harian Italia La gazzetta dello Sport berkomentar:

“Tour yang beracun! Kaos kuning Contador pun tercemar dugaan penipuan. Melihat Contador berdiri di atas tangga kemenangan persaingan tak bersih di Paris membuat kami sedih. Hey para pembalap sepeda, berhentilah berbohong!”

Sementara harian Denmark Information menulis:

“Contador adalah pembalap yang layak menang di ajang ini. Tapi, itu kalau Anda puas dengan pilihan kedua. Michael Rasmussen dipulangkan hanya berdasar dugaan saja.”

Harian Trouw yang terbit di Belanda berkomentar:

“ Sebenarnya dalam tiga minggu terakhir juga dipertunjukkan prestasi olah raga yang gemilang. Ini tidak boleh dilupakan hanya karena desas-desus skandal doping.“