1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ekspor Jerman Tersandung Dollar dan Resesi AS

13 Maret 2008

Pengekspor Jerman mulai merasakan imbas dari mata uang Euro yang kuat dan krisis keuangan internasional. Menurut Perhimpunan Dagang dan Ekspor Jerman (BGA), volume ekspor akan menurun menjadi lima persen.

https://p.dw.com/p/DNti
Foto: Fotomontage DW

Angka yang mengecewakan untuk sektor yang selama ini menjadi kuda hitam ekonomi Jerman. Tahun 2008 diperkirakan menjadi tahun sulit bagi perdagangan luar negeri Jerman. Tapi, menurut kepala BGA Anton Börner, tahun ini juga membawa sejumlah peluang:

"Kurs mata uang Euro yang tinggi berakibat mahalnya ekspor ke kawasan yang menggunakan Dollar dan berdampak negatif pada industri otomotif, penerbangan dan luar angkasa. Tapi, itu hanya merupakan sebagian dari volume ekspor Jerman. Hampir dua per tiga dari ekspor Jerman mengalir ke pasar Eropa, dan 80 persen dibayar dengan Euro. Sebaiknya argumentasi ini ditinjau kembali, apalagi efek mata uang ini kembali seimbang bila melihat tingginya harga bahan mentah dan harga energi di kawasan yang menggunakan Dollar."

Ekspor Jerman tahun 2008 diperkirakan bernilai satu triliun Euro. Sebaliknya, impor ke Jerman hanya sebesar 811 miliar Euro. Tampaknya, Jerman berpeluang mempertahankan gelar juara dunia ekspor. Andai Jerman hanya menduduki peringkat kedua pun, ekonomi Jerman tetap diuntungkan boom ekonomi Cina, kata Anton Börner:

"Cina membutuhkan investasi untuk infrastruktur, sektor bangunan dan juga teknologi yang ramah lingkungan serta teknologi penghasil energi yang efisien, semua itu menciptakan lapangan kerja baru di Jerman. Pengekspor Jerman menikmati imbas positif dari munculnya kelas menengah yang kaya di Cina karena mereka tertarik membeli mobil dan barang bergengsi."

Selain pasar Cina, pasar baru yang kini dijajaki perusahaan Jerman adalah pasar Rusia. Menurut kepala Perhimpunan Dagang dan Ekspor Jerman (BGA), Anton Börner, Rusia punya kans menggeser Cina sebagai mitra dagang terpenting kedua Eropa setelah Amerika Serikat.

"Tahun lalu, ekspor ke Rusia bernilai 28,2 miliar Euro, meningkat lima miliar Euro dari tahun sebelumnya. Tahun 2008 pun, Rusia tetap pasar paling menarik bagi Jerman. Kami memprediksi pertumbuhan sampai 20 persen, terutama untuk ekspor mesin, peralatan berat, kendaraan dan spare part mobil."

Di Jerman, sektor industri mesin berencana menciptakan 5.000 lapangan kerja baru tahun ini. Jerman terutama membutuhkan tenaga ahli dan teknisi. Walau begitu, cabang industri teknik perlu memperluas produksi di kawasan yang menggunakan mata uang Dollar.

"Saya kira, Amerika harus memodernisir ekonomi mereka. Mereka harus meningkatkan ekspor dan itu didukung rendahnya nilai mata uang Dollar saat ini. Semua negara dunia berupaya keras menjaga kestabilan mata uang Dollar, tapi mereka sekaligus menekannya agar nilai tukar Dollar tetap rendah. Maksudnya, agar Amerika berkesempatan menjalankan kebijakan ekonomi yang memang harus mereka ikuti saat ini."

Börner menambahkan, saat ini seluruh dunia memang membayar mahal untuk mengkompensasi lemahnya ekonomi Amerika Serikat. Namun, Börner memperkirakan, resesi di Amerika Serikat tidak akan berlangsung lama. Kebijakan Amerika Serikat untuk memangkas suku bunga akan mulai menunjukkan dampaknya paling lambat akhir tahun 2008. (zer)