1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

Eksperimen di Jerman Tempatkan Anak Tunawisma dengan Pedofil

Rina Goldenberg
21 Juli 2021

‘Eksperimen Kentler’ di Berlin Barat secara rutin menempatkan anak-anak tunawisma dengan pria pedofil, dengan asumsi mereka akan menjadi orang tua asuh yang ideal. Praktik ini telah berlangsung selama puluhan tahun.

https://p.dw.com/p/3x3uf
Foto ilustrasi
Foto ilustrasiFoto: Imago Images/Imagebroker

Profesor psikologi Helmut Kentler memulai "eksperimen”-nya pada tahun 1970-an. Dalam eskperimen tersebut, anak-anak tunawisma di Berlin Barat sengaja ditempatkan dengan pria-pria pedofil. Kentler beranggapan, pria-pria ini akan menjadi orang tua asuh yang penuh kasih bagi mereka.

Helmut Kentler (1928-2008) adalah seorang ilmuwan yang memegang posisi penting di pusat penelitian pendidikan di Berlin. Dia meyakini bahwa kontak seksual antara orang dewasa dan anak-anak adalah sesuatu yang tidak berbahaya.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Hildesheim telah menemukan bahwa otoritas Berlin membiarkan praktik tersebut berjalan selama hampir 30 tahun. Pria pedofil yang menjadi ayah angkat dari anak-anak tunawisma itu bahkan diberikan tunjangan perawatan rutin.

Kantor kesejahteraan anak dan Senat yang memerintah di Berlin pun menutup mata bahkan menyetujui penempatan anak-anak tunawisma tersebut.

Berawal dari laporan korban

Beberapa tahun lalu, dua orang yang menjadi korban "Eksperimen Kentler” muncul ke publik dan menceritakan kisah mereka. Sejak saat itu, para peneliti di Universitas Hildesheim pun melakukan studi lebih lanjut. Mereka menelusuri dokumen-dokumen dan melakukan wawancara.

Yang mereka temukan adalah sebuah lintas jaringan antara lembaga-lembaga pendidikan, kantor kesejahteraan pemuda negara bagian, dan Senat Berlin, di mana pedofilia "diterima, didukung, dan dipertahankan.”

Kentler sendiri secara rutin melakukan kontak langsung dengan anak-anak dan ayah angkat mereka. Ia tidak pernah diadili. Pasalnya, saat korbannya melapor, statuta pembatasan untuk tindakannya telah berakhir. Hal ini pula yang menghalangi para korban untuk mendapatkan kompensasi dalam bentuk apapun.

Beberapa ayah angkat adalah akademisi terpandang

Para peneliti di Universitas Hildesheim menemukan bahwa beberapa ayah angkat dalam eksperimen tersebut adalah akademisi-akademisi terpandang. Mereka mengungkapkan bahwa jaringan yang mereka temukan meliputi anggota yang memegang posisi penting di Institut Max Planck, Freie Universität, dan juga Sekolah Odenwald di Hesse, Jerman Barat – yang sempat terkenal karena menjadi pusat skandal pedofilia besar beberapa tahun lalu. Sejak saat itu, sekolah telah ditutup.

Senator Berlin untuk pemuda dan anak-anak, Sandra Scheeres menyebut temuan itu "mengejutkan dan mengerikan.”

Laporan pertama terkait "Eksperimen Kentler” diterbitkan pada tahun 2016 oleh University of Göttingen. Para peneliti saat itu menyatakan bahwa Senat Berlin tampaknya kurang tertarik untuk mencari tahu kebenarannya.

Kini, otoritas Berlin telah berjanji untuk menyelidiki kasus tersebut hingga terang benderang. (gtp/pkp)