1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eksekusi Mati Capai Rekor Tertinggi di Dunia Sejak 2015

29 Mei 2024

Dari eksekusi yang tercatat, hampir tiga perempatnya dilakukan di Iran saja.

https://p.dw.com/p/4gOdB
Demonstrasi menolak hukuman mati
Terdapat peningkatan sebesar 20% dalam hukuman mati yang dijatuhkan di seluruh dunia, menurut laporan tersebutFoto: Ali Khaligh/Middle East Images/IMAGO

Kelompok hak asasi manusia Amnesty International mengatakan dalam sebuah laporan yang dirilis pada Rabu (29/05) bahwa 1.153 eksekusi mati terjadi di seluruh dunia sepanjang tahun 2023. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 30% dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, LSM yang berkantor pusat di Inggris itu mengatakan jumlah negara yang melakukan eksekusi mati adalah yang terendah dalam sejarah, yaitu 16 negara.

"Jumlah negara terendah dalam sejarah justru melakukan jumlah eksekusi tertinggi selama hampir satu dekade,” kata Amnesty dalam laporan tahunannya mengenai hukuman dan eksekusi.

Di mana jumlah eksekusi meningkat?

Pemantau hak asasi manusia itu mengaitkan lonjakan eksekusi yang "mengkhawatirkan” ini terjadi di Iran, dengan jumlah catatan melonjak hampir 50% dibandingkan dengan 2022. Pihak berwenang Iran mengeksekusi setidaknya 853 orang pada tahun lalu, dibandingkan dengan 576 orang pada tahun 2022.

"Pemerintah Iran menunjukkan ketidakpedulian terhadap kehidupan manusia dan meningkatkan eksekusi atas pelanggaran terkait narkoba, yang semakin menyoroti dampak diskriminatif dari hukuman mati terhadap komunitas paling terpinggirkan dan miskin di Iran,” ujar Agnes Callamard, sekretaris jenderal Amnesty.

Arab Saudi, Somalia dan Amerika Serikat merupakan empat negara lainnya dengan jumlah eksekusi tertinggi tahun lalu.

Di AS, eksekusi mati meningkat selama dua tahun berturut-turut, dari 18 menjadi 24, dan semuanya dilakukan di lima negara bagian dengan menggunakan suntikan mematikan.

Kurangnya akses ke data

Laporan tersebut mencatat bahwa jumlah sebenarnya eksekusi kemungkinan besar lebih tinggi. Amnesty mengaitkan hal ini karena pengklasifikasian data tersebut sebagai rahasia di negara-negara seperti Cina, di mana "ribuan orang" yang diduga dieksekusi tidak termasuk dalam perhitungan.

"Cina belum mempublikasikan angka apa pun mengenai hukuman mati. Namun, informasi yang tersedia menunjukkan bahwa setiap tahun ribuan orang dieksekusi dan dijatuhi hukuman mati,” katanya, memperbarui permintaan datanya.

Amnesty mengatakan "sedikit atau tidak ada informasi” yang tersedia mengenai negara-negara lain, terutama Belarus dan Korea Utara, "karena praktik negara yang membatasi” di sana.

rs/pkp  (AP, AFP)