1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eks Tahanan Guantanamo Kembali ke Inggris

24 Februari 2009

Pemulangan eks tahanan Guantanamo, Binyam Mohammad memicu kecemasan bagi dinas intelejen Inggris. Terutama terkait dugaan penyampaian informasi dari Inggris yang berpengaruh terhadap penyiksaan ia ditahan.

https://p.dw.com/p/H0Fm
Binyam MohammadFoto: AP

Kasus Binyam Muhammad, yang menghabiskan empat tahun dalam tahanan Guantanamo, menunjukan contoh betapa sulitnya menutup kamp tahanan itu. Karena siapa yang mau menampung tahanan, yang setelah insiden 11 September menjadi bagian dari mekanisme perang melawan teror, namun kesalahannya tidak pernah terbukti?

Kasus Binyam Muhammad boleh jadi lebih mudah, karena pria yang telah mendapat status resmi sebagai pengungsi di Inggris itu mempunyai hak untuk kembali ke Inggris. Namun meskipun Amerika Serikat telah menggugurkan semua tuduhan yang diarahkan terhadapnya, Binyam masih mendekam di Guantanamo. Apakah yang menjadi kecemasan Inggris, adalah bahwa kembalinya Binyam dapat membawa rincian memalukan tentang kerjasama dinas rahasia Inggris terkait penyiksaan selama dia berada dalam tahanan? Disebut-sebut dinas intelejen Inggris ikut berperan ketika Binyam, yang ditahan di Pakistan, kemudian dipindah ke Marokko menghadapi perlakuan buruk selama proses interogasi.

Menteri luar negeri Inggris, David Milliband mengungkapkan sebaliknya, berkat kerja dinas rahasia Inggris- lah Binyam dapat dipulangkan.„Kami menyambut keputusan Presiden AS. Barack Obama, untuk menutup penjara Guantanamo.” Milliband juga memandang pembebasan Binyam Muhammad sebagai langkah awal dari kebijakan tersebut.

Namun sebenarnya pada awal bulan-bulan ini Milliband harus membela dinas intelejen Inggris, yang dalam kasus Binyam dianggap bersekongkol melakukan penyiksaan. Diawali dengan persengketaan di Mahkamah Tinggi. Meski pengadilan memandang pria asal Etiopia itu mengancam keamanan, namun pengadilan juga mengecam perlakuan dinas intelejen Inggris. Selain itu majelis hakim juga menuntut informasi yang lebih detail soal adanya dugaan penyiksaan. Namun kementrian luar negeri Inggris menolak permintaan pengadilan itu dengan dalih dapat merusak kerahasiaan kerja sama keamanan dengan Amerika Serikat. Penjelasan ini memicu kegaduhan politik. Menteri luar negari Inggris membela posisinya:“ Hal ini bukan soal tunduk pada kepentingan Amerika. Melainkan tentang akal sehat manusia dan kepentingan keamanan Inggris.”

Hanya saja, kepentingan keamanan yang akan kemudian dapat menghancurkan kerjasama, yang dijelaskan dengan adanya kasus penyiksaan itu?

Kasus ini akan diperiksa oleh jaksa penuntut umum. Dan Binyam Mohammad kemungkinan akan mengajukan gugatan terhadap Amerika Serikat, mungkin juga terhadap Inggris. Karena dalam proses interogasi di Marokko, jelas bahwa keterangan seputar pemeriksaannya didapat dari pihak Inggris. Seperti dipaparkan oleh pengacaranya Zachary Katznelson:

„Tidak ada keraguan bahwa Inggris meneruskan informasinya ke Maroko, yang menjadi bahan interogasi, yang selama diinterogasi akibatnya disiksa.“

Kini Binyam Muhammad akan mengecap kebebasannya di Inggris, dimana gerak-geriknya masih akan diamati. Lord Carlyle, pejabat pemerintahan untuk hukum anti teror Inggris mengatakan:“Ini merupakan kasus publik, saya akan kecewa bilamana ia tidak diperlakukan sebagaimana mestinya.” (ap)