1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Duta Piala Dunia: Homoseksualitas Kerusakan dalam Pikiran

Kyle McKinnon
8 November 2022

Di tengah kekhawatiran tentang pendekatan Qatar terhadap penggemar LGBTQ, duta Piala Dunia negara ini mengatakan homoseksualitas adalah 'kerusakan dalam pikiran' dan 'kerusakan spiritual.'

https://p.dw.com/p/4JDig
Foto ilustrasi Piala Dunia 2022 di Qatar
Piala Dunia 2022 akan digelar di QatarFoto: Ulmer/IMAGO

Beberapa hari setelah menteri luar negeri Qatar mengatakan bahwa semua orang akan diterima di negaranya untuk menghadiri Piala Dunia sepak bola yang akan digelar mulai bulan November ini, termasuk anggota komunitas LGBTQ, duta besar Piala Dunia 2022 Qatar menyebut homoseksualitas sebagai "kerusakan dalam pikiran", "kerusakan spiritual" dan "haram" di negara emirat yang mayoritasnya Muslim.

Khalid Salman, mantan pemain timnas Qatar, yang kini merupakan duta Piala Dunia, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Jerman ZDF pada hari Selasa (08/11) bahwa ia mengkhawatirkan anak-anak jika melihat pria dan perempuan gay karena mereka kemudian mempelajari sesuatu yang seharusnya tidak mereka pelajari. 

"Saya bukan seorang Muslim yang ketat," katanya, "Tapi mengapa itu haram? (Karena) Ini merusak spiritual."

Kutipan dari film dokumenter yang dibuat jurnalis olahraga Jerman dan presenter TV Jochen Breyer, berjudul "Geheimsache Katar" atau "Urusan Rahasia Qatar," telah dirilis sebelumnya oleh ZDF pada buletin berita hari Senin (07/11).

Dalam rekaman, petugas media panitia penyelenggara Piala Dunia Qatar, yang menemani tim ZDF selama perekaman videon ini, mengakhiri wawancara tepat setelah Salman menyebut homoseksualitas sebagai "kerusakan dalam pikiran."

Dalam kutipan lain, Salman mengatakan, "Selama Piala Dunia, banyak hal akan datang ke negara ini. Mari kita bicara tentang gay, misalnya. Yang paling penting adalah semua orang akan menerima bahwa mereka datang ke sini. Tapi mereka harus menerima aturan kami."

Tindakan homoseksual di depan umum dilarang di Qatar dan dapat dihukum hingga tujuh tahun penjara. Para kapten timnas beberapa negara Eropa yang berlaga di Piala Dunia 2022, termasuk Jerman, Prancis dan Inggris, berencana mengenakan ban lengan warna pelangi selama pertandingan sebagai bagian dari kampanye anti-diskriminasi.

Qatar juga mendapat kecaman karena catatanhak asasi manusia dan perlakuannya terhadap pekerja asing. Fans di stadion di seluruh Jerman membentangkan spanduk dalam pertandingan liga pada akhir pekan, menyerukan boikot ajang Piala Dunia, termasuk menonton televisi.

Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser telah menyatakan akan menghadiri Piala Dunia setelah diberi "jaminan keamanan" bagi  kelompok LGBTQ oleh perdana menteri Qatar. Faeser sebelumnya mengatakan, tuan rumah Piala Dunia Qatar "sangat rumit" dari sudut pandang Berlin, yang menyebabkan Doha memanggil duta besar Jerman, serta menuduh Jerman memiliki "standar ganda" dan "rasisme."

Sementara FIFA, dan juga panitia penyelenggara Piala Dunia Qatar, telah menekankan bahwa semua fans sepak bola akan diterima di Piala Dunia di Qatar. Emir negara Teluk, Tamim bin Hamad al Thani, juga baru-baru ini mengatakan, bahwa dia mengharapkan agar "budaya kami" dihormati. (yf/vlz)