1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dunia Sesalkan Pembatalan KTT Donald Trump dan Kim Jong Un

25 Mei 2018

Untuk pertama kalinya Presiden AS direncanakan bertemu dengan Pemimpin Korea Utara. Namun sayangnya pertemuan itu dibatalkan oleh Trump. Bagaimana dunia internasional menanggapi hal ini?

https://p.dw.com/p/2yIR6
Südkorea TV Bildschirm Donald Trump, Kim Jong Un
Foto: picture-alliance/AP Images/A. Young-joon

Donald Trump membatalkan pertemuan dengan Kim Jong Un yang direncanakan berlangsung pada 12 Juni 2018 di Singapura. Pertemuan ini sempat dianggap sebagai pertemuan yang bersejarah karena kedua negara akhirnya bisa mencapai perdamaian. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tersebut sempat diharapkan sebagai peluang bersejarah bagi AS untuk membujuk Korea Utara melepaskan persenjataan nuklirnya. Oleh karena itu, banyak yang menyesalkan pembatalan KTT tersebut.

Inggris

Perdana Menteri Inggris Theresa May telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan penyesalan bahwa KTT telah dibatalkan. "Kami kecewa bahwa pembicaraan Presiden Trump dengan Kim Jong Un pada 12 Juni tidak akan lagi berjalan seperti yang direncanakan," katanya dalam sebuah pernyataan.

Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Korea Utara telah memenuhi janji-janjinya menjelang KTT. Putin mengatakan pemimpin Korea Utara itu "melakukan semua yang ia janjikan sebelumnya, bahkan meledakkan terowongan dan poros" dari situs pengujian nuklirnya. "Setelah itu, kami mendengar tentang pembatalan KTT oleh Amerika Serikat." Putin berkata: "Di Rusia, kami mendengar berita ini dan sangat menyesal, karena kami telah memperhitungkan hal ini sebagai langkah penting dalam menyelesaikan masalah di Semenanjung Korea dan itu akan menjadi awal dari proses denuklirisasi disana."

Asia

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in yang membantu untuk mengatur pertemuan, mengungkapkan "penyesalan mendalam" atas pertemuan yang batal itu, seperti dilansir kantor berita Yonhap. Ia pun mengeluarkan pernyataan yang mendesak KTT Korea Utara-AS untuk tetap berlangsung. Sekretaris pers Gedung Biru Yoon Young-chan mengatakan bahwa Presiden Moon melakukan pertemuan antara lain dengan menteri luar negeri, menteri pertahanan dan kepala stafnya.

Sementara itu, banyak warga Korea Selatan yang marah atas keputusan Trump itu. Mereka merasa telah ditipu untuk mendapatkan kesempatan seumur hidup untuk hidup dalam damai. "Korea Utara sedang dalam proses melakukan semua yang dituntut dari mereka. Mereka bahkan meledakkan uji coba situs nuklir mereka," kata Eugene Lim, seorang pekerja kantor berusia 29 tahun di Seoul. "Trump tidak tertarik pada perdamaian di negara kami. Kenapa dia tidak bisa biarkan kami, kedua Korea, hidup dalam damai?", lanjutnya.

Puluhan mahasiswa dan aktivis hak perempuan protes dalam berbagai unjuk rasa di Seoul pada hari Jumat untuk mencela Trump, dengan beberapa orang meninju wajahnya dan merobek fotonya.

Kim Dong-ho, karyawan 38 tahun mengatakan itu adalah hal yang tidak benar untuk mengisolasi Korea Utara lagi ketika mereka membuat upaya untuk bergabung dengan komunitas internasional.

Namun menteri luar negeri Jepang, Taro Kono, menyuarakan dukungan untuk Trump, mengatakan itu adalah hal yang "percuma" untuk tetap melangsungkan KTT tanpa ada kemajuan sebelumnya.

Cina, sekutu dekat Korea Utara, telah mendesak AS untuk tetap berhubungan dengan Korea Utara. Surat kabar China Daily yang dikelola pemerintah Cina menulis bahwa kedua negara perlu "memegang teguh komitmen mereka untuk berdialog guna memajukan hubungan."

Singapura menyesalkan pembatalan KTT, yang akan diadakan di sana bulan depan. Singapura telah dipilih baru-baru ini dari beberapa lokasi lain yang juga dipertimbangkan, termasuk Zona Demiliterisasi antara kedua Korea di mana Kim bertemu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bulan lalu. Pernyataan dari kementerian luar negeri Singapura mengatakan negara itu "berharap bahwa dialog dan upaya untuk menemukan perdamaian abadi dan stabilitas di Semenanjung Korea akan terus berlanjut."

PBB

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyuarakan kekecewaan yang mendalam atas pembatalan pertemuan antara AS dan Korea Utara. Guterres, dalam sambutannya yang disampaikan di Universitas Jenewa, mengatakan, "Saya sangat prihatin dengan pembatalan pertemuan yang direncanakan di Singapura antara Presiden Amerika Serikat dan pemimpin Republik Rakyat Demokratik Korea." Dia mendesak kedua pihak untuk melanjutkan dialog mereka sehingga "menemukan jalan menuju denuklirisasi damai di Semenanjung Korea."

na/hp (AP, reuters, telegraph)