1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

300309 Kambodscha Tribunal

30 Maret 2009

Duch, pemimpin penjara Khmer Merah, yang pada masa ia berkuasa antara tahun 1975 hingga 1979 dituduh terkait dalam pembunuhan dua juta orang, sekarang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum.

https://p.dw.com/p/HMqr
Kaing Guek Eav alias Duch, pemimpin penjara penyiksaan KambojaFoto: AP

Mantan kepala penjara Khemer Merah, Duch atau Kaing Guek Eav diajukan ke Tribunal Kamboja. Duch, menghadapi gugatan melakukan kejahatan perang, pelanggaran hak-hak asasi manusia, penyiksaan dan pembunuhan.

Di penjara yang dulu dipimpinnya, sekitar 14 ribu orang mengalami penyiksaan dan dibunuh. Hanya segelintir orang yang dapat bertahan hidup di penjara Tuol Sleng itu. Salah seorang diantaranya adalah Bou Meng. Kini, Bou Meng ingin mempertanyakan kepada terdakwa, apa yang terjadi pada istrinya dan juga para tahanan lainnya:

“Kami dulu ditahan di sini, di mana istri saya? Di kemanakan ia? Saya merupakan satu-satunya dari kami semua yang masih bertahan hidup.”

Kini, penjara yang merupakan medan penyiksaan itu dijadikan museum, yang memiliki program kunjungan bagi turis-turis Kamboja. Termasuk mereka yang selamat dari rezim Khmer Merah, selalu datang ke sini, untuk mencari foto-foto dan dokumen kerabat mereka yang dipampang di museum itu.

Kan San, juga salah seorang bekas tahanan, kehilangan saudara lelakinya di penjara Tuol Sleng. Ia berharap agar proses hukum bagi para penjahat perang Khmer Merah dapat berujung pada keadilan.

"Duch selayaknya mendapat hukuman, sebagaimana penyiksaan yang dialami saudara saya. Itu dapat membantu mengobati luka para korban.“

Pengacara atau pembela Duch, Kar Savuth, berargumentasi, bahwa Duch yang bernama asli Kaing Guek Eav hanyalah menjalankan perintah dan tidak dapat dijadikan sebagai kambing hitam atas semua perbuatan tokoh-tokoh Khmer Merah:

"Setiap penjara mendapat perintah yang sama dari atas. Di setiap penjara terjadi penyiksaan. Di setiap penjara orang dibunuhi. Mengapa hanya Duch yang digugat. Apakah ini keadilan yang dimaksud Perserikatan Bangsa Bangsa?“

Yang diperdebatkan kini adalah penggunaan materi film sebagai barang bukti dalam menggugat Duch. Film itu dibuat tentara Vietnam, ketika tahun 1979 membebaskan Kamboja dari Khmer Merah. Film itu menunjukkan alat-alat penyiksaan dan para penghuni penjara. Namun pihak pembela menilai barang-barang bukti itu terlambat untuk diajukan dalam proses pengadilan.(ap)