1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dubes RI di Belgia: Gara-gara Pesawat, Hubungan Uni Eropa-Indonesia Terganggu

Áyu Purwaningsih dan Zaki Amrullah5 Desember 2007

Sedianya paruh pertama tahun depan Kedutaan Besar Indonesia di Belgia bakal sibuk. Maklumlah Presiden Indonesia yang akan melawat. Mendadak rencana itu batal setelah Eropa melarang pesawat Indonesia memasuki angkasanya.

https://p.dw.com/p/CXa9
Eropa Tutup Pintu bagi Pesawat Maskapai Indonesia
Eropa Tutup Pintu bagi Pesawat Maskapai IndonesiaFoto: AP

Duta Besar Indonesia untuk Belgia, Najib Riphat Koesoema, berkeluh kesah. Gara-gara larangan terbang maskapai Indonesia di angkasa Eropa, mau tak mau hubungan antara Uni Eropa dengan Indonesia, jadi terpengaruh. “Saya pikir hubungan Indonesia dengan Uni Eropa sangat baik. Namun khusus dengan adanya msalah ini, semangat kerjasama diantara Indonesia dengan Uni Eropa, terus terang saya katakan dalam bahasa Indonesia dengan jelas, ternodai.” tandasnya.

Pernyataan itu disampaikannya, sesaat setelah Menteri Perhubungan Jusman Djamal mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudoyono memutuskan menunda kunjungannya ke beberapa negara Eropa, termasuk Belgia dan Polandia, sebagai reaksi atas larangan terbang pesawat Indonesia ke Eropa.

“Karena bapak presiden kalau berkunjung ke luar negeri selalu memakai (pesawat) Garuda, sampai Garuda dinyatakan izin terbang atau dapat terbang ke wilayah Eropa. Jadi karena menghormati pendapat dari Uni Eropa maka bapak Presiden menyatakan menunda kunjungannya ke Eropa.”

28 November lalu , Komisi Eropa memperpanjang larangan terbang bagi pesawat dari maskapai-maskapai penerbangan Indonesia, dengan alasan belum memenuhi standar keselamatan. Seperti disampaikan Michele Cercone dari Komisi Transportasi Komisi Eropa: “Kami melarang 51 maskapai dari Indonesia“

Selain menunda lawatan ke Eropa, Presiden SBY juga menunda pembicaraan mengenai liberalisasi penerbangan.

Menurut rencana, paruh pertama tahun depan Presiden SBY tadinya akan mengadakan kunjungan ke negara-negara Eropa. Termasuk diantaranya untuk memenuhi undangan Pameran Indonesia di Polandia. Monika Barzick dari Kedutaan Indonesia di Polandia berujar, hingga kini belum ada kepastian maupun pembatalan resmi yang diterimanya: “Presiden seharusnya datang untuk melihat Pamerean Indonesia di sini.”

Ketua Kaukus Penerbangan DPR Alvin Lie mengatakan seharusnya SBY tidak terburu-buru mengambil sikap membatalkan kunjungan dengan adanya masalah izin penerbangan ini. :“Saya menilai sikap Presiden ini terlalu emosional mengingat penyelesaian masalah travel ban ini bukan masalah lobi tapi menyangkut pemenuhan persyaratan penerbangan dan itu menyangkut keselamatan publik." ujarnya.


Lie juga menambahkan, bahkan jika presiden bersumpah seumur hidup pun tidak akan ke Eropa tidak akan menyelesaikan masalah. "Lagipula urusan ini terlalu kecil diurusin seorang presiden, itu cukup diurusi Dirjen Perhubungan Udara maksimal Menteri Perhubungan saja. Indonesia cukup menunjukan bukti- bukti saja bahwa memang sudah ada perbaikan kalau tidak itu percuma saja.” tuturnya lagi.