1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dinas Rahasia AS: Iran Tidak Rakit Senjata Atom

6 Desember 2007

Laporan mengejutkan Dinas Rahasia Amerika Serikat baru-baru ini yang menepis adanya persiapan atom Iran masih menjadi sorotan harian Eropa.

https://p.dw.com/p/CYSr
Reaktor atom Iran di IsfahanFoto: AP

Harian Italia La Repubblica yang terbit di Roma menulis:

“Untuk pertama kalinya Presiden Republik Islam Iran memuji Dinas Rahasia Amerika Serikat. Tetapi ungkapan kemenangan Presiden Ahmadinejad ini sudah dapat diduga sebelumnya, setelah ke-16 Dinas Rahasia Amerika Serikat menarik kembali penilaian mereka sendiri yang dikeluarkan dua tahun lalu. Kalau pada tahun 2005 Dinas Rahasia Amerika Serikat dengan yakin sekali menuding Iran memiliki program militer, sekarang ini dengan yakin juga mereka berpendapat bahwa empat tahun lalu Iran telah menghentikan program militernya.“

Sedangkan harian independen Prancis Le Monde yang terbit di Paris berkomentar:

“Pejabat urusan luar negeri Uni Eropa, Javier Solana, bulan Juni 2006, atas nama lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman, mengusulkan kerjasama dengan Iran. Usul tersebut dipandang murah hati dan mencakup penggunaan energi atom bagi kepentingan sipil yang sebelumnya tak dilirik sedikitpun. Prancis kini hendak mengajukan kembali paket usulan ini. Bagi Teheran pengayaan uranium tak bisa ditawar-tawar. Seoptimal apa pun, laporan Dinas Rahasia Amerika Serikat itu tetap menonjolkan sikap keras tersebut. Pengayaan uranium tetap membuka peluang bagi Iran di masa depan, juga untuk memiliki senjata atom.”

Sorotan harian liberal Denemark Politiken yang terbit di Kopenhagen lain lagi:

“Mungkin di balik perubahan pandangan radikal Amerika Serikat mengenai rencana persenjataan atom Iran ini, tersembunyi lebih dari sekedar data-data baru. Mungkin kita baru saja mengalami bagaimana kelompok elit keamanan Amerika Serikat menginjak rem daruratnya. Baik para pemilih, kongres, maupun pendapat umum di Amerika Serikat tak bisa menghalangi Presiden Bush untuk menugaskan pasukan bersenjata AS ke Teheran, jika Bush menjelang masa akhir jabatannya memimpikan hal tersebut. Mungkin tanpa kita ketahui, sebenarnya ada yang mengintai. Kalau memang begitu, artinya CIA dan Dinas Rahasia Amerika Serikat lainnya telah menghindarinya.”

Komentar memuji ditulis harian Austria Die Presse yang terbit di Wina:

“Apa yang telah kita alami minggu ini bukan saja memperlihatkan komunitas Dinas Rahasia Amerika Serikat yang masih memiliki karakter, melainkan juga sebuah indikasi baru betapa masih kuat dan vitalnya demokrasi Amerika Serikat. Di era pasca Bush, kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat perlu diperbaiki untuk mengembalikan kepercayaan internasional. Dinas Rahasia Amerika Serikat telah melakukan langkah awal yang diperlukan.“

Sedangkan harian Swiss Tagesanzeiger yang terbit di Jenewa menulis:

“Di masa berikutnya warga Iran akan mengejek presiden mereka walaupun tidak terang-terangan, karena dengan gayanya Ahmadinejad telah meninggalkan kesan, tak lama lagi Iran akan memiliki bom atom. Kalau warga Iran bisa bernapas lega, para pengikut Ahmadinejad sendiri pastilah kecewa. Mereka adalah milisi Basiji yang memimpikan, Republik Islam ini termasuk jajaran negara-negara atom yang kuat. Bagi pengikut Ahmadinejad, untuk menjual laporan Dinas Rahasia Amerika Serikat sebagai sebuah kemenangan politik terbesar Iran sejak 100 tahun, bukan hal yang mudah.”