1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dimulai Hitung Mundur Olimpiade Beijing

8 Agustus 2007

Olimpiade 2008 dibajak menjadi mesin propaganda diplomatik pemerintah komunis China.

https://p.dw.com/p/CPFi
Pencanangan hitung mundur olimpiade Beijing di lapangan Tien An Men
Pencanangan hitung mundur olimpiade Beijing di lapangan Tien An MenFoto: PA/dpa

Pencanangan dimulainya hitung mundur olimpiade Beijing 2008, tepat setahun menjelang digelarnya event akbar olahraga itu disoroti dengan kritis sejumlah harian internasional. Pemerintah komunis China terlihat dengan mencolok, hendak memanfaatkan Olimpiade 2008 sebagai sarana menonjolkan diri dan memoles citranya. Olimpiade dibajak menjadi mesin propaganda diplomatik. Demikian komentar harian konservatif Perancis Le Figaro. Dalam tajuknya harian yang terbit di Paris ini lebih lanjut menulis : Olimpiade Beijing tahun 2008 mendatang, tidak diragukan lagi akan meraih sukses. Pemerintah komunis China hendak memukau empat milyar penonton televisi di dunia, dengan keberhasilannya membangun infrastruktur dan organisasi yang profesional. Ini merupakan propaganda yang amat bagus. Keberhasilan pemerintah China berarti mencekik leher para pembangkang. Belum pernah sebelumnya, warga China merasa bersatu padu dengan pimpinan politiknya. Biasanya warga bersikap skeptis bila diungkit masalah nasionalisme.

Sementara harian Italia La Stampa yang terbit di Turin dalam tajuknya menulis : Setahun menjelang Olimpiade, China bukan lagi sebuah alternativ utopis. Negara ini terus maju dan berkembang. Dan secara perlahan memasuki jalan demokrasi, tanpa terlalu memusingkan perbedaan antara komunisme dan kapitalisme. Dengan slogan ideologi yang terdengar sebagai bal as dendam, China menarik perhatian dunia. Kritik tajam terhadap demokratisasi di China memang dapat dimengerti. Akan tetapi provokasi kampungan untuk melecehkan China, tanpa mengindahkan perbedaan antara neraka di masalalu dan api penyucian saat ini, samasekali tidak ada gunanya.

Harian ekonomi Jerman Financial Times Deutschland yang terbit di Hamburg, juga mengomentari upaya pemerintah di Beijing untuk menonjolkan citra positivnya. Dalam tajuknya harian ini menulis : Tuan rumah olimpiade ke 29 ini akan mengukur suksesnya bukan hanya dari perolehan medali para atlitnya. Sasaran utama pesta akbar olahraga ini, adalah mengorganisir sebuah pertunjukan yang sempurna, yang menampilkan citra China sebagai negara modern yang terbuka. Barat juga memiliki kesempatan, untuk menanamkan pengaruhnya. Akan tetapi jangan menekan terlalu berlebihan. Sebab, pendekatan antara barat dan timur akan lebih bermanfaat, ketimbang sebuah China yang merasa dilecehkan setelah tuntasnya olimpiade.

Dan terakhir harian Jerman lainnya Lausitzer Rundschau yang terbit di Cottbus berkomentar : Proyek pembangunan sarana olimpiade berada di luar masalah pelanggaran hak asasi. Juga komite olimpiade internasional –IOC tidak mampu memecahkan masalah tsb. Walaupun begitu, penunjukkan Beijing sebagai penyelenggara olimpiade 2008, dikaitkan dengan harapan dapat munculnya kebebasan baru di China. Dalam tema ini, pemerintah komunis masih bersedia membuat kompromi cukup besar. Mereka pasti tidak ingin kehilangan nilai baik dari IOC.