1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikTurki

Dikalahkan Oposisi, Dominasi Erdogan Goyah pada Pemilu Turki

1 April 2024

Partai CHP menangkan pemilu komunal di 36 dari 81 provinsi Turki dan raih lonjakan dukungan di kantung suara partai penguasa. Ini menandakan kemenangan terbesar CHP sejak berkuasanya Presiden Erdogan dua dekade silam.

https://p.dw.com/p/4eJA9
Pendukung CHP di Ankara
Pendukung CHP berpesta usai pemilu di Ankara, Minggu (31/3).Foto: Ali Unal/AP Photo/picture alliance

Pukulan telak bagi partai pemerintah AKP dibukukan Partai Keadilan dan Pembangunan, AKP, di kota metropolitan Istanbul, dengan kemenangan Wali Kota Ekrem Imamoglu dari partai oposisi terbesar, Partai Rakyat Republik, CHP, yang memperoleh 51 persen suara. 

Adapun kandidat partai pemerintah AKP, Murat Kurum yang banyak mendapat bantuan kampanye dari Presiden Recep Tayyip Erdogan, cuma meraup 40 persen suara. Pemilihan di Istanbul sejak awal menjadi prioritas bagi Erdogan yang ingin merebut kembali kota bekas benteng simpatisannya itu.

"Malam ini, 16 juta warga Istanbul mengirimkan pesan kepada presiden dan partai pemerintah," kata Imamoglu di hadapan pendukungnya, Minggu (31/3). "Terima kasih Istanbul," tulisnya kemudian di X, dulu Twitter. 

Erdogan lahir dan dibesarkan di Istanbul. Di sana pula dia mengawali karir politiknya sebagai wali kota pada tahun 1994.

Hasil pemilu di kota dua benua itu menjadi barometer sentimen politik di Turki. Ia melengkapi tren memudarnya kekuasaan AKP di kantung elektoral terbesar. Pemilu komunal 2024 juga menguatkan barisan oposisi setelah sempat kocar-kacir tahun lalu menyusul kekalahan dalam pemilu kepresidenan.

Di ibu kota Ankara, misalnya, Walikota Mansur Yavas dari CHP mengamankan masa jabatan baru dengan keunggulan telak 25 persen di atas penantangnya dari Partai AKP.

Secara umum, AKP mendapatkan 35,7 persen suara dalam pemilu komunal 2024, sementara CHP bertengger di urutan teratas dengan lebih dari 37 persen suara. Keunggulan partai oposisi dalam pemilu di Turki merupakan yang pertama dalam kurun waktu 35 tahun terakhir.

Erdogan: Evaluasi dan koreksi

Di hadapan pendukung AKP di Ankara, Presiden Erdogan mengakui hasil pemilu merupakan kemunduran bagi partai pemerintah. 

"Sayangnya, setelah kemenangan pada 28 Mei lalu, kita tidak berhasil meraih hasil yang diharapkan dalam ujian pemilihan komunal ini," kata dia, merujuk pada hasil pemilu kepresidenan 2023.

"Kami sejujurnya akan mempelajari hasil pemilu ini demi mengoreksi kesalahan, serta membenahi kekurangan," imbuh politisi berusia 70 tahun tersebut.

Jumlah pemilih yang berpartisipasi kali ini berkisar 76 persen, menurut kantor berita pemerintah, Anadolu, atau mengalami penurunan dibandingkan dengan keikutsertaan sebesar 87 persen pada pilpres tahun lalu, yang dimenangkan Erdogan dengan 52 persen suara.

Ekonomi menjadi isu terbesar di hampir semua pemilu Turki sejak lima tahun terakhir, di mana mata uang Lira kehilangan 80 persen nilai tukar dibandingkan Dollar AS. Saat ini, angka inflasi bertengger di kisaran 65 persen. 

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Tapi dengan prospek ekonomi yang positif menurut lembaga pemeringkat Moody's, Erdogan berjanji akan memangkas inflasi di Turki menjadi separuhnya pada akhir tahun.

Awal bulan lalu, Erdogan mengklaim pemilu komunal tahun ini akan menjadi pemilihan terakhir yang diikutinya. Dia mengaku siap pensiun setelah berkuasa sejak 2003 sebagai perdana menteri dan 2014 ketika dia bertukar peran menjadi presiden.

Imamoglu calon pengganti Erdogan?

Sebanyak 594.000 personel keamanan dikerahkan di seluruh negeri untuk memastikan pemungutan suara berjalan lancar. Namun begitu, satu orang tewas dan 11 lainnya terluka di kota Diyarbakir, ketika jalannya pemilihan di sebuah distrik diwarnai adegan kekerasan antarwarga. Insiden serupa di Provinsi Sanliurfa mencatatkan setidaknya enam korban luka.

Imamoglu tampil sebagai pemenang terbesar pemilihan komunal di Turki. Keberhasilannya meraih porsi mayoritas di Istanbul didapat tanpa dukungan kedua partai etnis Kurdi yang membantu kemenangannya pada pemilu 2019. Baik Partai Kesetaraan dan Demokrasi maupun Partai IYI dalam pemilu kali ini mencalonkan kandidat masing-masing.

Sinan Ulgen, direktur wadah pemikir Edam di Istanbul, mengatakan hasil pemilu mengindikasikan dukungan publik bagi Imamoglu sebagai calon penantang Erdogan dalam pemilu kepresidenan 2028. 

What does Istanbul mayor Imamoglu's win mean for Erdogan?

"Hasil ini jelas merupakan panen besar bagi Imamoglu, ujarnya. "Dia akan menjelma menjadi kandidat alami partai-partai oposisi untuk pilpres mendatang."

Kemunduran AKP juga ditandai oleh menguatnya partai tandingan, YRP, yang juga mewadahi ketidakpuasan kelompok muslim konservatif terhadap kebijakan ekonomi pemerintah.

"Ada pergeseran suara lintas partai yang tidak terjadi dalam pemilu nasional karena ikatan ideologi yang lebih kuat," lanjut Ulgen. Tapi dalam pemilu komunal yang berdampak langsung pada keseharian masyarakat, "isu ekonomi mendapat prioritas di atas identitas."

rzn/as (ap,rtr,afp)