1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Didominasi Ekstrem Kanan, Hubungan Kota Chemnitz dan AfD

Hans Pfeiffer
21 Juni 2024

Di hampir seluruh wilayah bekas Jerman Timur, ekstremis sayap kanan AfD menjadi partai politik terkuat. Juga di Chemnitz, Sachsen. Klub-klub lokal khawatir dan butuh bantuan.

https://p.dw.com/p/4hMDE
Pemimpin AfD pada pemilu Eropa, Juni 2024
AfD meraih kemenangan besar dalam pemilu Eropa dan pemilu lokal. Partai ini menjadi kekuatan politik terbesar di Jerman bagian timurFoto: Jörg Carstensen/dpa/picture alliance

"Gelombang Biru" - Beginilah cara para pendukung Partai Alternatif untuk Jerman atau AfD merayakan keberhasilan partainya. Biru adalah warna sayap kanan radikal. jika Anda mewarnai semua daerah pemilihan di mana AfD terpilih sebagai kekuatan politik terkuat dalam pemilu Eropa dan lokal baru-baru ini; hampir seluruh bagian timur republik ini berwarna biru. Demikian pula dengan kota besar Chemnitz.

"Anda baru sadar bahwa orang-orang mulai bangun,” ujar Nico Köhler dengan gembira. Dia adalah ketua distrik AfD di Chemnitz. Pengusaha berusia 48 tahun ini mewakili AfD di dewan kota.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Penampakannya ramah, berpakaian santai dan meluangkan waktu untuk berbicara di lokasi. Partainya telah menjadi kekuatan politik terbesar di Chemnitz dan meraih 24 persen suara pada pemilu lokal dan 28 persen pada pemilu Eropa. Apa yang ingin dilakukan partainya dengan keberhasilan ini?

AfD menolak pengungsi dan migran

Bagi AfD dan kelompok sayap kanan, tahun ini adalah kode atas segala hal yang mereka yakini tidak berjalan baik di Jerman. Pada tahun 2015, sekitar dua juta orang melarikan diri ke Eropa dari Suriah dan Irak. Kebanyakan datang ke Jerman. AfD tidak menyukai hal ini.

Perdebatan mengenai suaka dan migrasi kemudian semakin intensif dengan perang agresi Rusia terhadap seluruh Ukraina pada 2022. Pasalnya, gerakan pengungsi baru kembali mencapai Jerman.

AfD tentu menentang hal ini. Partai tersebut menyebut penerimaan pengungsi sebagai "pertukaran populasi”. Dia menyatakan semua pihak lain sebagai musuh Jerman yang akan menghancurkan negaranya. Mereka khawatir ini akan mendorong Jerman berperang dengan Rusia. Slogan-slogan tersebut menarik perhatian pemilih, termasuk di Chemnitz. 

 Asosiasi ASA-FF, di Chemnitz
Zeran Osman (kanan) dan karyawan asosiasi ASA-FF di Chemnitz berjuang agar Chemnitz menjadi kota kosmopolitan yang toleran.Foto: Hans Pfeifer/DW

Köhler menentang pengiriman senjata Jerman ke Ukraina. Ia yakin orang bisa mengertibahwa kelompok parlemen AfD dengan suara bulat memboikot kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke Bundestag pada 11 Juni 2024.

Perang beberapa tahun terakhir ini telah mengubah Chemnitz. Di kota berpenduduk 250.000 jiwa ini, jumlah orang asing meningkat tajam hingga hampir 35.000 jiwa. Mereka telah menjadi bagian dari lanskap kota. Di sana, kini ada toko penjual teh, bar shisha, toko kelontong menjual barang kebutuhan sehari-hari dari Arab.

Menurut statistik kriminalitas polisi pada tahun 2023, Chemnitz adalah salah satu kota teraman di Jerman. Dan Jerman adalah salah satu negara teraman di dunia. Namun AfD secara besar-besaran menimbulkan prasangka dan ketakutan terhadap migran. Inilah sebabnya mengapa Kantor Perlindungan Konstitusi di Sachsen mengklasifikasikannya sebagai "ekstremis sayap kanan”.

Dua wajah Chemnitz

Zeran Osman memiliki gambaran yang sangat berbeda tentang kotanya, dan tentang tingkat kriminalitas di Chemnitz. "Pusat kota Chemnitz sangatlah kecil. Tentu saja, ada banyak hal yang terjadi di area yang sangat sempit, namun jika Anda melihat lebih dekat seperti apa pusat kotanya, maka akan menjadi sangat membosankan dan mulai jam 6 sore dan seterusnya trotoar zona pejalan kaki sepenuhnya sepi."

Zeran Osman tinggal di Chemnitz selama delapan tahun. Dia belajar di sini dan sekarang bekerja sebagai pendidikan pembangunan untuk asosiasi ASA-FF, sebuah jaringan untuk demokrasi dan melawan rasisme.

Dia senang bahwa sekarang lebih banyak orang asing yang tinggal di kota ini dibandingkan sepuluh tahun lalu. "Dulu ada jalan-jalan yang benar-benar kosong di tengah pusat kota. Jalan-jalan tersebut dihidupkan kembali dan itu tidak akan terjadi jika tidak ada migran di sini." 

Zeran Osman sebenarnya berasal dari Halle an der Saale, sekitar satu setengah jam perjalanan dari Chemnitz. Dia berjuang agar Chemnitz menjadi demokratis dan beragam, sembari melawan AfD.

Namun kemenangan AfD dalam pemilu Eropa dan lokal pada tanggal 9 Juni memberikan pukulan telak bagi Zeran Osman dan rekannya. "Ini memang sudah diperkirakan, namun dampaknya lebih parah, dan bahkan lebih buruk dari yang dikhawatirkan.”

Pengikut AfD telah meningkat di Jerman selama bertahun-tahun. Yang paling mengkhawatirkan bagi Zeran Osman adalah reaksi para pemilih.

Chemnitz, tempat aman persembunyian Neonazi?

Bangkitnya AfD membawa konsekuensi nyata bagi kehidupan mereka di Chemnitz. Penghinaan dan serangan terhadap migran di kota tersebut semakin meningkat. Statistik dari pusat konseling korban membuktikan hal ini.

Selain itu, Chemnitz juga menjadi tempat persembunyian Neonazi Jerman selama bertahun-tahun. Gerombolan pembunuh ekstremis sayap kanan NSU sempat bersembunyi di sini pada akhir tahun 1990-an.

Pada bulan Agustus dan September 2018, terdapat hari-hari demonstrasi dan kerusuhan Nazi di Chemnitz, yang dipicu oleh pembunuhan seorang pria di sebuah festival kota beberapa hari sebelumnya. 

Berdasarkan pemberitaan media, tersangka pelaku berlatar belakang migran. Akibatnya, gerombolan sayap kanan benar-benar memburu migran, demonstran tandingan, petugas polisi, dan perwakilan pers. Ekstremis sayap kanan juga menyerang sebuah restoran Yahudi di kota itu.

Orang-orang seperti Zeran Osman dan sejumlah asosiasi yang berkomitmen di kota ini telah berjuang keras demi perubahan di kota ini selama bertahun-tahun. Mereka juga mendapat banyak dukungan. Namun hal ini terancam dengan bangkitnya AfD. Pasalnya partai ini secara umum menolak proyek demokrasi ASA-FF seperti yang dilakukan Zeran Osman. 

Namun Zeran Osman tidak berkecil hati dengan keberhasilan AfD sejauh ini. Karena itu adalah kota mereka. Namun, pada saat yang sama, kekhawatiran mengenai ancaman semakin meningkat seiring dengan kemajuan AfD. Bukan hanya dia yang merasa khawatir.

Ancaman dan hinaan rasis

"Ada beberapa sudut di Chemnitz yang tidak berani saya datangi,” kata Avery, 19. Saat itu ia tengah duduk di depan Monumen Karl Marx di jantung kota. Ini adalah simbol kota yang masih disebut Karl-Marx-Stadt di bekas GDR. "Kemudian saya diteriaki 'homo sialan'." Karena sepatu yang ia pakai bergambar pelangi, simbol gerakan LGBTQ.

AfD membela diri terhadap semua tuduhan bahwa mereka menyulut agitasi dan kebencian. Dan menolak dikatakan sebagai partai ekstremis dan rasis. Mereka menyebut dirinya "normal". Di Chemnitz, normal berarti Lars Franke, pria yang pernah berjalan-jalan dengan kaus bergambar Hitler-Smiley. Ia bergabung dengan dewan kota untuk AfD dan teman satu partai Nico Köhler.

Kami juga bertemu pemuda lain di Monumen Karl Marx. Namanya Leon, dia ramah, memakai hoodie dan mengendarai sepeda BMX. Ya, dia memilih AfD, katanya. Karena orang asing. Leon tidak merasa terganggu dengan pernyataan bahwa AfD adalah partai Nazi. Dia terlihat berpikir-pikir, mungkin sebagian benar. Tapi Leon bilang dia tidak begitu tahu keseluruhan cerita.

(ae/hp)