1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Didakwa Korupsi, Mantan Presiden Taiwan Bebas Dengan Jaminan

13 Desember 2008

Mantan Presiden Taiwan Chen Shui-bian berjanji membersihkan politik Taiwan. Sebulan ditahan atas dugaan korupsi, Sabtu pagi (13/12) di Taipeh, ia dibebaskan dengan jaminan.

https://p.dw.com/p/GFDr
Mantan Presiden Taiwan Chen Shui-bian saat digiring dari kantor jaksa penuntut di Taipei, November lalu.Foto: AP

Sepuluh jam setelah didakwa melakukan korupsi, mantan Presiden Taiwan Chen Sui Bian menarik nafas lega. Paling tidak untuk sementara. Setelah berada dalam tahanan selama satu bulan, hakim di pengadilan Taipei membebaskannya dengan jaminan.

Chen yang muncul di ruangmuka pengadilan setelah menukar pakaiannya, menyampaikan terima kasih kepada para pengacara, pendukungnya dan juga ketiga hakim di pengadilan itu, sambil berjanji akan memenuhi persyaratan untuk pembebasannya. Chen Sui Bian diperbolehkan meninggalkan tahanan dengan syarat ia menghadiri semua proses pengadilan yang masih menyusul, tidak meninggalkan Taiwan dan tidak pindah alamat.

Chen Shui Bian, istrinya Wu Su Chen dan 12 orang lainnya dituduh melakukan korupsi, mencuci uang, menyelewengkan dana dan pemalsuan dokumen. Bagi Chen Shui Bian, bila semua tuduhan terhadapnya terbukti, maka ia menghadapi hukuman seumur hidup.

“Kami menuntut hukuman yang terberat bagi Chen Sui Bian karena saat penyidikan ia tidak menunjukan rasa bersalah, padahal ia telah melanggar sumpahnya sebagai presiden. Dana publik yang diselewengkan adalah yang terbesar dalam sejarah Taiwan", begitu ungkap Ketua Komisi Investigasi Khusus, Chen Yun-nan.

Sementara itu menurut jaksa penuntut, mantan presiden Taiwan dan istrinya itu menyelewengkan dana publik sebanyak 104 juta dolar Taiwan dan menerima 12 juta dolar Amerika Serikat uang suap.

Masalah yang dihadapi Chen mengemuka di tahun 2006. Menantunya Chao Chien Ming ditangkap atas dugaan melakukan kolusi dalam pasar bursa. Chao kemudian terbukti salah dan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara. Selanjutnya, dalam investigasi terhadap sepak terjang keluarga besar Chen Shui Bian, baik putra, menantu perempuan dan istrinya juga dinyatakan terlibat sejumlah tindak korupsi.

Wu Shu Chen, istrinya, disinyalir menerima 2,7 juta dolar AS dari sebuah proyek konstruksi. Sedangkan mantan Presiden Taiwan mengaku telah mengubah pembukuan sejumlah pengeluaran, tapi menurut dia bukan untuk kepentingan pribadi. Melainkan ungkapnya, untuk sejumlah misi diplomatis yang rahasia. Di pihak lain, keluarga Chen kini juga telah sepakat untuk mengembalikan 21 juta dollar AS yang ditemukan dalam sebuah rekening khusus di Swiss.

Sementara penyidikan itu, Chen Shui Bian yang dulunya Ketua Partai Demokratik Progresif yang pro-kemerdekaan kerap menyatakan ketidak bersalahannya. Ia menuding pemerintah baru Taiwan yang pro China, telah berkomplot untuk menjatuhkannya dan menghancurkan gerakan kemerdekaan.

Chen Shui Bian turun dari jabatannya pada bulan Mei, ia digantikan oleh Ma Ying-jeou yang memenangkan pemilihan presiden dengan suara mayoritas. Sejak menjabat sebagai Presiden, Ma Ying Jeou bergerak cepat untuk memperbaiki hubungan dengan Cina, yang sampai kini menganggap bahwa Taiwan merupakan wilayahnya dan berulang kali mengancam akan mengirimkan pasukan apabila Taiwan menyatakan kemerdekaan. (ek)