1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Di Cina Sarkozy Tidak Akan Bicarakan Masalah HAM

24 November 2007

Apakah kunjungan Sarkozy ke Cina hari Minggu (25/11) akan menjadikan Prancis menggantikan Jerman sebagai mitra dagang utama Cina di Eropa?

https://p.dw.com/p/CT70
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy
Presiden Prancis Nicolas SarkozyFoto: AP

Menurut sebuah artikel majalah berita ternama Jerman "Der Spiegel“, para diplomat Jerman khawatir, Prancis akan mencoba mengambil keuntungan dari hubungan Jerman-Cina yang memburuk. Menurut koresponden kantor berita Prancis AFP, Francois Bougon, kekhawatiran ini tidak lah berlebihan:

"Tidak boleh dilupakan, bahwa perusahaan-perusahaan Perancis di Cina jauh ketinggalan dari perusahaan-perusahaan Jerman. Contohnya, perusahaan Perancis saingan Siemens yang beberapa tahun terakhir ini kehilangan pasarannya. Oleh karena itu, menurut saya, merupakan pertanda penting, bahwa Rama Yade tidak ikut terbang ke Beijing.“

Rama Yade adalah sekertaris negara Prancis urusan hak asasi manusia. Sebuah harian Prancis melaporkan Rabu (21/11), bahwa Sarkozy akan ditemani seorang menteri kehakiman dalam kunjungannya ke Cina, Rama Yade harus tinggal di Paris. Hal ini menyebabkan para diplomat beranggapan, bahwa Sarkozy tak akan menyentuh tema hak asasi manusia dan dengan begitu melebarkan peluang untuk mengail keuntungan ekonomi. Yang pasti, Sarkozy akan disambut di Cina dengan perhatian yang istimewa. Begitu diutarakan pakar Cina dari kelompok politik luar negeri Jerman, Eberhard Sandschneider

"Sekarang ini pemerintah Cina bahkan sudah menyebut Perancis sebagai mitra terpentingnya di dunia barat. Ini menunjukkan, Perancis, terlepas dari strategi yang disebut strategi bersama Eropa tentang Cina, sudah bersiap-siap, untuk memetik buah, yang gagal dipetik Jerman.“

Selama kampanye pemilihan presiden Prancis lalu, Sarkozy masih menunjukkan sikap keras terhadap Cina. Tetapi ketika beberapa minggu lalu Menteri Luar Negeri Prancis Bernhard Kouchner mempersiapkan kunjungan Sarkozy di Beijing, terlihat jelas, niat Sarkozy untuk melanjutkan politik pertemanan dengan Cina yang dipromosikan oleh pendahulunya, Jaques Chirac. Komentar Francois Bougon:

"Harapan cukup tinggi ketika Bernard Koucher, yang terkenal sebagai pembela hak asasi manusia, datang ke Beijing awal bulan ini. Tetapi Kouchner tidak menemui satu orang pun dari pihak oposisi. Oleh karena itu, menurut saya tidak akan ada perubahan dalam politik Cina Prancis."

Sebagai ganti tema hak asasi manusia, Sarkozy akan membicarakan tema-tema lain dalam kunjungannya ke Beijing. Sarkozy diharapkan akan berdiskusi tentang mata uang cina Renminbi yang dianggap banyak negara Barat terlalu rendah nilanya. Tema program atom Iran juga dapat menjadi salah satu tema pembicaraan dalam kunjungan Sarkozy.

Prancis ingin menjual dua reaktor atomnya seharga 6 milyar Euro dan kalau bisa membuat deal perusahaan pesawat terbang Eropa Airbus dengan Cina. Pada kunjungan presiden Prancis sebelumnya, Jaques Chirac, Oktober tahun lalu Cina membeli 150 pesawat terbang Airbus.