1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Debat Televisi: Schröder-Merkel

5 September 2005

Kegiatan kampanye menjelang pemilihan umum yang dipercepat di Jerman tanggal 18 September mendatang semakin gencar. Sementara itu, Kanselir Gerhard Schröder dan penantangnya Angela Merkel dari Partai Uni Kristen CDU/CSU mengadakan debat televisi. Perdebatannya disoroti harian-harian di Eropa.

https://p.dw.com/p/CPN1
Para wartawan sedang meliput debat televisi, Schröder-Merkel
Para wartawan sedang meliput debat televisi, Schröder-MerkelFoto: AP

Harian Belgia De Morgen yang terbit di Brüssel menulis:

“Dalam perdebatan yang sebagian besar berlangsung dengan tertib, Angela Merkel dengan lumayan melancarkan serangan. Dan Gerhard Schröder terkadang kelihatan gugup. Antara lain mereka memperdebatkan masalah politik pensiun, asuransi kesehatan, pengangguran, politik keluarga dan politik energi. Tiga tahun lalu, Gerhard Schröder mendapatkan keuntungan dari perdebatan di televisi dengan penantangnya waktu itu, Edmud Stoiber, di mana trend pemilih berpihak kepadanya. Sekarang sangat sedikit yang berpikir bahwa keberhasilan itu kembali akan dapat diraih Gerhard Schröder.”

Tidak ada yang mengejutkan dalam acara debat Gerhard Schröder-Angela Merkel lewat televisi. Demikian judul komentar harian Swiss Basler Zeitung:

“Sampai akhir perdebatannya tetap tanpa ada kejutan. Dan membenarkan, apa yang selama ini telah diketahui. Schröder unggul, simpatik dan sulit dikalahkan didepan kamera. Angela Merkel yang dibantu pakar media untuk menyiapkan perdebatan lewat televisi, kelihatan berada dalam posisi sulit, tapi sampai akhir perdebatan ia menunjukkan penampilan yang meyakinkan. Siapa yang mengharapkan sebuah janji, akan kecewa. Mereka memanfaatkan media televisi untuk menyampaikan alasan dan gagasannya. Hal itu telah diungkapkan Angela Merkel, menjelang berlangsungnya acara debat televisi.”

Harian Italia Il Messagerro yang terbit di Roma mengulas, acara debat Gerhard Schröder-Angela Merkel lewat televisi berjalan tertib dan agak membosankan:

“Gerhard Schröder pembela „ orang kecil“, bersikap anti perang dan tidak melupakan akar sosialnya yang biasa, sekarang ibarat menghunus pedang untuk membela negara sosial dan peraturan perpajakan. Sementara Angela Merkel, melindungi ekonomi neo liberalisme, agar „ lokomotiv Jerman“ kembali dapat mendorong pertumbuhan, terciptanya „keajaiban ekonomi“ yang kedua, serta optimisme baru. Debat kedua calon Kanselir di televisi yang dinantikan dengan tegang, bukan Angela Merkel dan Gerhard Schröder yang saling berhadapan, melainkan dua dunia, dua visi, dua generasi dan juga dua jenis kelamin. Ini merupakan pertama kalinya dalam debat televisi tampil dua calon, di mana yang satu berasal dari bagian barat Jerman dan yang satunya lagi dari bagian timur. Tapi perdebatannya berjalan sangat tenang dan tertib, hampir seolah bersahabat. Malah beberapa pengamat menilai debat tersebut agak membosankan, dan kedua pendebat sedikit memanfaatkannya untuk meyakinkan 28 persen pemilih yang belum memutuskan pilihannya.”

Dalam debat televisi, Angela Merkel tampil tidak begitu meyakinkan. Demikian ditulis harian Belgia Le Soir:

“Dalam debat televisi yang dinantikan dengan tegang, yang pada bersamaan ditayangkan oleh dua pemancar televisi pemerintah dan dua pemancar televisi swasta , Gerhard Schröder berusaha menakuti-nakuti pemilih akan tampilnya kelompok kanan konservativ ketampuk kekuasaan. Penampilan Angela Merkel yang tidak begitu meyakinkan, tidak memberikan reaksi terhadap serangan Gerhard Schröder tersebut.

Sementara itu harian Swiss Tages Anzeiger berkomentar:

“Tentu saja masalah politik dalam negeri berada dilatar depan. Juga bila Gerhard Schröder menyinggung hubungan trans antlantik. Dan ia menuding Angela Markel tidak memiliki gagasan dan membuat kesalahan. Pada kenyataannya, Angela Merkel hanya ingin menyampaikan sebuah tema politik luar negeri. Yakni masalah keanggotaan Turki dalam Uni Eropa, yang ditolaknya. Sebaliknya, Angela Merkel dua kali menyampaikan bahwa Kanselir Gerhard Schröder tidak lagi memiliki usulan konkrit untuk disampaikan. Ia melontarkan kritik, banyak yang dimulai Schröder, tapi sekarang mandek. Para penonton acara debat televisi juga sia-sia menantikan rencana masa depan Gerhard Schröder.”