1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Debat Pilpres ke-4 Jauh Lebih Sengit Dari Sebelumnya

30 Maret 2019

Jokowi dan Prabowo "saling serang" dalam debat ke-empat. Prabowo berusaha tampil energik dan tegas, Jokowi di awal debat kelihatan gugup. Sekalipun sengit, kedua politisi berulangkali menegaskan mereka saling bersahabat.

https://p.dw.com/p/3Fwjx
Indonesian Präsidentschaftswahlen TV-Debatte Joko Widodo und Prabowo Subianto
Foto: picture-alliance/AP Photo/T. Syuflana

Prabowo datang ke Debat Pilpres ke-4 Sabtu malam (30/3) mengenakan stelan jas hitam, peci hitam, kemeja putih dan dasi. Sedangkan Joko Widodo tampil dengan celana hitam dan kemeja putih tanpa dasi maupun peci. Setelah duduk di kursinya, Jokowi tampak langsung melipat lengan bajunya hingga sebatas siku. Tema debat kali ini adalah bidang ideologi, pertahanan keamanan, pemerintahan, dan hubungan internasional.

Ketika memasuki sesi penyampaian visi dan misi, masih belum ada hal baru yang disampaikan kedua calon presiden. Baik Prabowo maupun Jokowi menegaskan lagi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Tetapi memasuki sesi-sesi selanjutnya, kedua politisi terlibat perdebatan sengit. Prabowo dan Jokowi sama-sama mengeluh sering dituduh yang tidak benar dan difitnah. Prabowo mengatakan dia dituduh tidak pancasilais, sekalipun pernah mempertaruhkan nyawa membela Indonesia.

Indonesien | TV-Debatte der Präsidentschaftskandidaten Widodo und Subianto
Prabowo: "Militer Indonesia rapuh"Foto: Reuters/W. Kurniawan

Jokowi: Saya 4,5 tahun dituduh PKI

"Ada yang melontarkan hal yang tidak tepat kepada saya. Seolah saya mendukung khilafah, melarang tahlilan dan sebagainya. Ini tidak masuk akal," kata Prabowo ke arah Jokowi.

Jokowi menanggapi dengan menyatakan dia percaya bahwa Prabowo pancasilais dan patriot. "Masalah tuduh menuduh, saya kan juga banyak dituduh... 4,5 tahun ini saya dituduh 'Pak Jokowi PKI', ada yang nuduh seperti itu. Saya biasa-biasa saja," tukas Jokowi.

Mengenai bagaimana membangkitkan pemahaman mengenai ideologi Pancasila, kedua calon presiden sama-sama menekankan pentingnya pendidikan dan edukasi. Prabowo kemudian menegaskan, seorang pemimpin harus memberi contoh menyejukkan. "Pemimpin tidak boleh memandang agama dan ras. Tidak memecah-belah dan cari perbedaan", tandasnya.

Indonesien | TV-Debatte der Präsidentschaftskandidaten Widodo und Subianto
Jokowi: "4,5 tahun dituduh PKI, Saya biasa-biasa saja"Foto: Reuters/W. Kurniawan

Prabowo: Kekuatan Pertahanan Indonesia Rapuh

Di sesi hubungan internasional, Prabowo mengatakan diplomasi harus mengutamakan kepentingan nasional. Dia menganggap militer Indonesia lemah, dan menyebut diplomasi Indonesia "hanya senyum-senyum".

"Diplomasi harus di back up oleh kekuatan", kata Prabowo. Dia lalu bertanya ke arah Jokowi: "Kapal selam, berapa yang kita miliki?" Dia melanjutkan, berapa pesawat tempur dan berapa peluru kendali yang dimiliki Indonesia?  "Diplomasi, kalau hanya senyum-senyum, ya.. begitu-begitu saja.." katanya Prabowo, mengundang keriuhan pada penonton.

"Saya berpendapat, kekuatan pertahanan kita rapuh", tegas Prabowo selanjutnya, yang sempat merasa terganggu ketika penonton tertawa. Dia mengatakan dengan berapi-api, "Saya lebih TNI.. dari banyak TNI" yang lain.

Jokowi menanggapi: "Saya kira kekuatan kita sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia bisa kita jadikan modal besar, demikian juga dengan produk-produk kita,  memiliki potensi besar untuk masuk ke negara-negara Muslim". Dia menegaskan: "Saya masih sangat percaya kepada kekuatan TNI kita."

Saling serang dua "sahabat"

Prabowo mengeritik ada bandara yang turut dikelola oleh perusahaan asing. "Kita tentara dulu diperintahkan untuk mati, mempertahankan lapangan udara," katanya penuh semangat. Jokowi menjawab dengan nada tenang, bahwa perusahaan asing ikut terlibat dalam pengelolaan bandara adalah praktek biasa dalam dunia internasional.

Kecuali "bandara-bandara yang strategis" yang dipakai oleh angkatan udara, angkatan darat dan angkatan laut Indonesia, tidak diserahkan kepada pihak asing, tambah Jokowi. Sedangkan untuk bandara komersial, infrastruktur Indonesia memang masih terlalu lemah, sehingga wajar ada keterlibatan perusahaan asing.

Sekalipun terlibat perdebatan sengit, kedua politisi berulangkali menyebut lawan debatnya sebagai "sahabat saya..".

Mengakhiri perdebatan, Jokowi mengatakan, yang terpenting bukanlah tentang debat, melainkan tentang masa depan Indonesia. "Percayalah, rantai persahabatan saya dan Pak Prabowo tidak akan pernah putus."

Prabowo menanggapi dan mengatakan kepada publik: "Saya juga bersahabat dengan beliau.. tapi ini debat, jadi bagaimana.."

Prabowo lalu menyebutkan Megawati dan Yenny Wahid, putri mendiang Abdurahman Wahid, sebagai "sahabat-sahabat".

"Kita berjuang untuk rakyat bersama-sama, jadi biarlah rakyat yang memutuskan", kata Prabowo.

Debat Pilpres 2019 yang terakhir akan dilangsungkan pada 13 April mendatang. (hp/vlz)