1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dari Arena UNCAC: TI Alihkan Fokus ke Kroni Soeharto

Muliarta (AP)31 Januari 2008

Konvensi PBB tentang antikorupsi atau UNCAC yang berlangsung di Bali, tak bahas penarikan aset di luar negeri untuk kasus dugaan korupsi Soeharto. Untuk itu pegiat anti korupsi alihkan fokus pada para kroni Soeharto.

https://p.dw.com/p/D0L3
Protes anti Soeharto
Protes anti SoehartoFoto: picture-alliance/ dpa

Sekretaris Jendral Transparansi Internasional TI Rizal Malik mengatakan, dengan tidak dibahasnya kasus dugaan korupsi Soeharto, dalam pertemuan anti korupsi internasional UNCAC, maka fokus para pegiat anti korupsi untuk mengembalikan aset negara, kini mengarah pada kroni-kroni Soeharto.

“Tetapi yang harus kita lakukan sekarang kerabatnya dan kroninya masih ada, masih menguasai aset Indonesia, juga masih menyimpan aset di luar negeri. Jadi saya kira kita harus tetap konsisten melaksanakan TAP MPR mengenai pemberantasan KKN.”

Tambah Rizal, jangankan untuk membahas pengembalian aset negara dalam kasus Soeharto, untuk mempertanyakan kasus itu saja para peserta enggan melakukannya. Ketua Indonesian Coruption Wacht ICW Teten Mazduki berujar, meski tak dibahas di UNCAC, kasus perdata Soeharto harus tetap dilanjutkan, demi rasa keadilan bagi masyarakat dan pengembalian uang rakyat.

“Jadi bukan sebuah dendam politik kepada presiden tetapi murni untuk menyelamatkan uang negara, membuat efek jera dan membangun pemerintahan yang lebih baik.“

Tidak adanya pembahasan terhadap kasus Soeharto juga karena Indonesia sendiri tidak membawa kasus tersebut ke dalam pertemuan UNCAC. Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda bahkan menyatakan tidak etis membahas kasus Soeharto saat ini. Apalagi pembahasan Stolen Asset Recovery STAR atau program pengembalian Aset hasil korupsi yang ada di luar negeri tidak membahas secara khusus kasus per kasus. Program yang diluncurkan PBB pada 17 September 2007 ini lebih pada bantuan teknis bagi negara-negara UNCAC dalam proses pengembalian aset.

Menlu Hasan Wirayuda berujar, “Ketika inisiatif ini diluncurkan pada bulan September saya memahami Indonesia terdapat harapan yang berlebihan sepertinya program ini menangani kasus di berbagai belahan dunia dan mungkin juga di Indonesia dan oleh karena itu ketika presiden Yudhoyono bertemu dengan Presiden Bank Dunia, kami mendapat klarifikasi bahwa STAR inisiatif dimaksudkan untuk membantu negara-negara meningkatkan kapasitasnya dalam melacak asset.”

Tidak adanya pembahasan kasus Soeharto dalam UNCAC juga terlihat dari pernyataan Presiden Conference Of Parties (COP) I UNCAC Muhyiedden dalam pertemuan yang hanya menyatakan kematian Soeharto tidak akan mengganggu pembahasan isu-isu korupsi dalam UNCAC. Pembahasan di UNCAC lebih fokus pada isu-isu pembentukan Consultative Group of Experts, Aplikasi program STAR dan rancangan resolusi dari kajian implementasi konvensi UNCAC.