1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dari Arena KTT NATO: Tambahan Pasukan dari Prancis bagi Afghanistan

1 April 2008

Para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara NATO berkomitmen untuk menambah pasukan mereka di Afghanistan, untuk menumpas milisi Taliban. Prancis diantaranya. Padahal sudah lebih dari 600 serdadu NATO yang tewas.

https://p.dw.com/p/DYpo
Tornado milik Jerman yang juga ambil bagian dalam misi di AfganistanFoto: picture-alliance/ dpa

Prancis bersedia mengirimkan ratusan tentara tembahannya ke Afghanistan. Demikian diungkapkan oleh Perdana Menteri Prancis, Francois Fillon. Fillon mengungkapkan rencana tersebut setelah memperingatkan bahwa pemerintahan di Kabul dapat jatuh lagi ke tangan Taliban kecuali jika misi NATO diperkuat. Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy akan mengumumkan rincian rencana tersebut dalam pertemuan NATO di Bukares, Rumania, pekan ini. Prancis saat ini menempatkan 1.500 serdadunya, yang tergabung dengan 43.000 pasukan NATO, ISAF. Namun opini publik menunjukkan bahwa 68 persen warga Prancis tidak setuju dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah Prancis tersebut. Hanya 15 persen yang setuju.

Pertemuan 26 anggota aliansi NATO kali ini akan memfokuskan pembahasan pada meningkatnya aksi kekerasan, terutama di selatan Afghanistan.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates berujar bahwa dibutuhkan sekitar tiga brigade tambahan dalam misi NATO di Afghanistan. Satu brigade memang bervariasi jumlahnya, tergantung pada fungsi yang dijalankannya. Untuk brigade tempur biasanya terdiri dari sekitar 3000 hingga 5000 serdadu.

Amerika Serikat memuji sekutu dekatnya, Denmark yang mengirimkan 550 tentaranya ke selatan Afghanistan. Sementara bakal calon anggota NATO, Georgia menawarkan ratusan serdadunya untuk membantu.

Sementara itu Jerman mengalami tekanan, seperti misalnya dari Kanada untuk mengalokasikan tentaranya ke selatan Afghanistan yang rawan. Selama ini pasukan Jerman berada di utara Afghanistan. Kanselir jerman Angela Merkel berujar :

„Saya tidak sependapat , bahwa kita ikut dalam perlombaan berbahaya. Pasukan yang ditempatkan di utara juga tahu di sana sekarang juga bahaya. Dan oleh sebab itu kita, saya rasa harus membahas bagaimana membawa Afghanistan menuju keberhasilan. Namun saya yakin, bahwa tugas yang diemban Jerman komprehensif dan sangat penting.“

Di sisi lain, sejak tahun 2001 saat pasukan NATO ditempatkan untuk menumpas Taliban, pemberontak dan milisi di selatan Afghanistan dan perbatasan dengan timur Pakistan, hingga kini sudah lebih dari 600 serdadu NATO yang tewas. Namun demikian sekretaris jendral NATO, Japp de Hoop Scheffer mengungkapkan tanpa kemauan politik yang kuat, maka akan sulit untuk membantu Afghanistan dalam memulihkan kondisi negara itu.

„Negeri ini akan entah menang sepenuhnya atau benar-benar kalah. Ini bukan hanya tugas NATO di Brüssel, melainkan juga 26 anggotanya, yang sekarang ini harus segera dilakukan.“(ap)