1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dampak Kerusuhan di Inggris Terhadap Politik Cameron

12 Agustus 2011

Setelah kerusuhan berhari-hari dengan lima korban tewas, jalanan di Inggris kembali tenang. Pengadilan dan polisi terus mengusut pelaku kejahatan. Politik juga membahas penyebab dan penanganan.

https://p.dw.com/p/12FW5
Foto: picture alliance/dpa

Masalah aksi kerusuhan di Inggris dikomentari oleh harian kiri liberal Spanyol El Pais :

"Penjelasan tetapi bukan untuk pembenaran. Insiden ini harus juga disalahkan pada politik yang diterapkan Inggris sejak masa Margaret Thatcher dan tidak dikoreksi di bawah pemerintahan Tony Blair. Juru bicara pemerintahan saat ini mengatakan di awal kerusuhan, bahwa tidak mungkin hal semacam ini bisa diprediksi sebelumnya. Seperti dalam kasus krisis keuangan, bukannya alarm peringatan tidak berbunyi, melainkan diabaikan secara sistematis. Sedemikian rupa sehingga warga Inggris dan juga seluruh Eropa terkejut melihat besarnya kesenjangan dalam masyarakat, salah satu perekonomian terpenting di dunia."

Harian kanan liberal Milan Corriere della Sera menanggapi langkah yang diambil Perdana Menteri Inggris David Cameron dalam usaha penanganan kerusuhan :

"Di satu pihak, kepekaan politik sosial. Di lain pihak, nol toleransi. Perdana Menteri inggris David Cameron bergerak di dua jalur ini. Ia mengakui terjadi keraguan dan kesalahan tindakan dalam menindaki peristiwa yang ia sebut sebagai 'tindakan kriminalitas dan bukan protes politik'. Mulai sekarang, pasukan keamanan akan berjaga di wilayah tertentu. Ia menggunakan sarana ekstrim untuk menjawab kejahatan yang ekstrim. Walau pun menggunakan kata-kata tajam, Cameron mendapat lampu hijau dari pihak partai Buruh. Empat hari kerusuhan kembali memperkuat sistem politik dan institusi Inggris. Badai sepertinya telah berlalu."

Tentang reaksi politik atas aksi kekerasan di Inggris ditulis oleh harian liberal Austria Der Standard :

"Cameron benar jika ia menuntut lebih banyak dari polisi yang telah menjadi terlalu santai. Tetapi dengan mengeritik mereka secara terbuka, membahas persenjataan mereka, atau mengungkit kemungkinan akan melibatkan militer adalah jalan yang salah. Para petugas polisi butuh dukungan politik untuk menjalankan tugas mereka, bukan dengan menggunakan meriam air. Di waktu bersamaan, warga harus kembali merasa bahwa para polisi mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. Ini berlaku bagi korupsi melalui jurnalis koran kuning dan juga bagi keputusan terlalu cepat untuk menembak mati seseorang."

Terakhir, harian Jerman Frankfurter Allgemeine menyoroti dampak dari kerusuhan di Inggris terhadap politik David Cameron :

"Mungkin ia bahkan menjadi lebih kuat setelah pergolakan tersebut. Karena ia melakukan apa yang diinginkan partainya dan menenangkan warga. Ia menampilkan diri sebagai pria yang menerapkan hukum dan peraturan secara keras dan karena ia menemukan pembenaran atas pendapatnya, bahwa ada hal yang salah di Inggris. Namun, sidang khusus parlemen telah mengatakan secara terbuka, bahwa pemerintah akan kesulitan untuk mengurangi anggaran keamanan dalam negeri setelah insiden baru-baru ini. Kesan apa yang tertinggal dari aksi kerusuhan bagi partai-partai di Inggris bisa dilihat dari reaksi oposisi. Partai Buruh dengan penuh semangat menentang pengurangan anggaran. Dalam hal ini mereka sepakat dengan para pemilih. Mereka menginginkan polisi dan bukan sekedar pekerja sosial yang mengenakan seragam polisi."

Vidi Legowo-Zipperer / dpa / afp

Editor : Edith Koesoemawiria