1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Condom Snorting Challenge, Satu Tantangan Berbahaya

2 April 2018

Berbagai tantangan bermunculan di media sosial: ice bucket challenge, cinnamon challenge, Kini condom snorting challenge, tantangan yang dianggap membahayakan, sedang popopuler terutama di kalangan remaja.

https://p.dw.com/p/2vMnS
Gambal simbol kondom (Sergejs Rahunoks)
Foto: Fotolia/Sergejs Rahunoks

Tantangan demi tantangan bermunculan di media sosial. Banyak warganet di seluruh dunia, terutama kaum remaja, menampilkan "keberanian” mereka melakoni tantangan demi mendapatkan pujian di dunia maya.

Satu tantangan yang bernama condom snorting challenge tengah naik daun di kalangan remaja. Sebenarnya tantangan ini sudah muncul sejak lama. Video tantangan ini diunggah untuk pertama kalinya pada Juni 2007.

Condom snorting challenge menjadi popular setelah seorang YouTuber, Savannah Strong, memposting aksinya di akun YouTube miliknya pada tahun 2013. Namun postingannya dihapus dari platform media sosial tersebut karena melanggar kebijakan situs karena dianggap sebagai konten yang dapat membahayakan.

Bisa tersedak atau picu alergi

Dalam condom snorting challenge, peserta diharuskan untuk memasukkan kondom ke dalam lubang hidung, menariknya lewat tenggorokan dan mengeluarkannya kembali lewat mulut. Selain menyakitkan, tantangan ini dianggap berbahaya karena tidak hanya berisiko tersedak tetapi juga dapat menimbulkan risiko alergi dan infeksi.

"Hidung terhubung ke bagian belakang mulut - itu juga terhubung ke saluran pernafasan. Jika sesuatu dimasukkan ke hidung, ini berisiko tersumbat di tenggorokan Anda, atau di paru-paru. Dan ini bisa berakibat fatal,” kata Dr. Carol Cooper kepada harian Inggris The Sun.

Banyak pakar kesehatan mengungkapkan kekhawatiran akan tren ini. "Bahkan jika berhasil menarik kondom keluar dari mulut, memasukkan kondom ke hidung sangat tidak nyaman dan menyakitkan. Apakan aksi ini layak dilakukan hanya demi mendapatkan pujian (di media sosial)," dipertanyakan Bruce Y. Lee, dari Hopkins Bloomberg School of Public Health.

yf/as (ibtimes,fox)