1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina, Jepang dan Korsel Kecam Korut

24 Agustus 2016

Tindak provokasi Korea Utara mengundang kecaman dari ketiga jirannya. Cina, Jepang dan Korea Selatan mendesak Pyongyang untuk menahan diri. Sebelumnya Korut menembakkan rudal ke arah Jepang.

https://p.dw.com/p/1Jo3e
Nordkorea Raketentest
Ujicoba rudal oleh kapal selam Korea UtaraFoto: picture-alliance/dpa/Kcna

Jepang, Cina dan Korea Selatan mendesak Korea Utara untuk menghindari tindak provokasi dan menaati resolusi Dewan Keamanan PBB. Pernyataan tersebut diumumkan pasca Pyongyang menembakkan peluru kendali balistik ke arah Jepang, Rabu (24/8)

Rabu (24/8) kemarin sebuah kapal selam Korea Utara menembakkan rudal balistik yang terbang sejauh 500 kilometer ke arah Jepang. Provokasi tersebut diyakini sebagai upaya Pyongyang mendemonstrasikan kemampuan teknologinya.

Berhadapan dengan ancaman Korea Utara, kerjasama antara Jepang, Cina dan Korea Selatan menjadi sangat penting, tutur Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, setelah bertemu rekan sejawatnya dari Cina, Wang Yi dan Yun Byung-se dari Korsel.

Wang menegaskan Cina menolak program nuklir dan rudal Korut serta mengecam "setiap kata atau tindakan" yang bisa menambah ketegangan di semenanjung Korea. Cina juga mendukung pelucutan senjata nuklir di kawasan.

Infografik Reichweite der nordkoreanischen Rakete Englisch
Daya jelajah peluru kendali Korea Utara

Selain urusan Korut, ketiga negara jiran itu juga sepakat menggelar pertemuan trilateral di Jepang akhir tahun ini untuk membahas berbagai isu dan konflik. Hubungan ketiganya jarang harmonis mengingat sejarah agresi Jepang di Perang Dunia II, konflik teritorial dan kecurigaan Cina terhadap sekutu Amerika Serikat.

Pertemuan itu juga menandai kunjungan pertama menteri luar negeri Cina ke Jepang sejak Tokyo menduduki tiga pulau yang diperebutkan kedua negara, 2012 silam. "Kerjasama trilateral ini sangat penting," kata Wang.

"Ketiga negara punya banyak masalah. Tapi Cina, Jepang dan Korea Selatan adalah tiga perekonomian terbesar di Asia. Jadi sudah menjadi tanggungjawab kami untuk mengedepankan pertumbuhan ekonomi, kerjasama regional dan menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan," tuturnya.

rzn/ap (rtr,ap)