1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Investasi Miliaran Euro di Yunani

17 Juni 2010

Modal yang ditanamkan Cina digunakan untuk membangun kapal kargo, pariwisata dan ekspor minyak zaitun. Cina tetap berpegang pada rencananya meski agensi pemeringkat Moody baru saja menurunkan status Yunani.

https://p.dw.com/p/NsR0
Gambar simbol Cina dan mata uang EuroFoto: Bilderbox.com/DW-Montage

"Yunani tetap merupakan negara menarik bagi investor karena menawarkan akses pada salah satu pasar terbesar dunia. Mengingat Yunani akan merampingkan ekonomi dan memangkas dana administrasinya, ada harapan bahwa negara itu akan keluar dari krisis keuangan dalam waktu dekat," demikian Rolf Langhammer dari Insititut untuk Ekonomi Dunia di Kiel, Jerman.

Selasa (15/06), delegasi yang dipimpin Wakil Perdana Menteri Cina Zhang Dejiang menandatangani 14 kesepakatan dagang dengan pihak Yunani. Perjanjian tersebut mencakup kerja sama di bidang maritim, telekomunikasi, pariwisata dan ekspor minyak zaitun Yunani ke Cina. Menteri Perhubungan Cina Li Shenglin dan Menteri Ekonomi Yunani Louka Katseli juga menyepakati kerja sama di sektor perkapalan. Bahkan, ada spekulasi bahwa Cina berambisi mengambil alih sebagian saham jawatan kereta api Yunani.

Apakah ada motif politik di balik investasi besar-besaran Cina di Yunani? Rolf Langhammer menyampaikan, "Ini bisa dipandang sebagai isyarat politik Cina, mengingat situasi ekonomi di kawasan pengguna mata uang Euro kurang kondusif bagi Cina. Mungkin ini merupakan isyarat dari Cina pada Uni Eropa dan negara pengguna Euro bahwa masalah ekonomi Yunani ini harus segera ditangani dan Cina siap turun tangan dan membantu."

Penurunan rangking surat obligasi pemerintah Yunani oleh perusahaan pemeringkat memicu kemarahan Athena. Dalam suatu pernyataan resmi dikatakan, penurunan peringkat ini tidak mencerminkan kemajuan yang berhasil dicapai Yunani dalam bulan-bulan terakhir, begitu juga potensi yang diciptakan berkat upaya Yunani yang meluncurkan paket penghematan dan meningkatakan persaingan ekonomi.

Yunani berupaya untuk menstabilkan anggaran negara guna memenuhi sejumlah target ekonomi yang ditetapkan Dana Moneter Internasional (IMF) serta mitra Yunani dalam zona pengguna mata uang Euro. Sebagai gantinya, Yunani menerima dana bantuan sebesar 110 miliar Euro untuk mengatasi krisis keuangan di negara itu. Yunani bertekad untuk menghemat dana sebesar 45 miliar Euro antara tahun 2010-2013. Caranya dengan memangkas dana pensiun dan gaji pegawai negeri serta upaya meraih lebih banyak investasi asing.

Pekan lalu, Perdana Menteri Yunani Georgius Papandreou mengunjungi Libya untuk membahas sejumlah proyek energi. Meski investasi Cina di Yunani merupakan faktor penting, tapi modal asing tak cukup untuk menyelamatkan seluruh ekonomi Yunani kata Rolf Langhammer. "Dana yang dipompa investor asing tidak akan menyelesaikan masalah Yunani selama ekonominya tidak mengalami vitalisasi. Dana dari Cina dapat membantu menghidupkan ekonomi Yunani karena modal Cina melengkapi dana yang masuk lewat pembelian surat obligasi pemerintah. Investasi Cina adalah jalan terbaik untuk menguatkan ekonomi Yunani."

Meski pemerintah menegaskan bahwa situasi ekonomi di Yunani itu mulai kembali stabil, tapi kebanyakan rakyat makin pesimis akan masa depan ekonomi negerinya. 70 persen kuatir pemerintah akan meluncurkan lebih banyak kebijakan penghematan yang memicu kerusuhan sosial.

Serikat buruh Yunani berulang kali menggelar aksi unjuk rasa dan pemogokan massal bulan-bulan lalu. Aksi protes ini sempat memanas ketika kelompok berhaluan keras melemparkan bom molotov ke sebuah bank yang menyebabkan tewasnya tiga pegawai bank.

Thomas Barthlein/Ziphora Robina/dpa
Editor: Hendra Pasuhuk