1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Halangi Reaksi Keras Dewan Keamanan Soal Myanmar

27 September 2007

Dewan Keamanan tak mencapai kata sepakat untuk kecaman resmi terhadap junta.

https://p.dw.com/p/CIq8
Militer menyerang demonstran di Yangun, 26.09.2007
Militer menyerang demonstran di Yangun, 26.09.2007Foto: picture-alliance/dpa

Kabut asap gelap menyelimuti jalan-jalan di Yangun. Tentara mendekat dengan kendaraan militer, memasang barikade, memukul dan melepaskan tembakan ketika ribuan biksu dan warga sipil berdemonstrasi. Korban berjatuhan, tewas dan cedera.

Di New York, Dewan Keamanan PBB dalam sidang yang digelar mendadak tidak bisa menyepakati kecaman resmi terhadap situasi di Myanmar. Setelah pertemuan tertutup selama dua jam, Duta Besar Perancis Jean-Marie Ripert yang mengetuai Dewan Kemanan hanya memberikan penjelasan pendek.

"Anggota DK menekan keprihatinan tentang situasi di myanmar dan menyerukan pada rejim militer untuk menahan diri. Di samping itu Dewan mendukung misi utusan khusus PBB untuk Myanmar dan menggarisbawahi bahwa ia harus bisa diterima oleh pemerintah Myanmar secepat mungkin."

Utusan khusus PBB Ibrahim Gambari dikirim Sekjen Ban Ki Moon ke Myanmar, setelah menyampaikan laporan pada Dewan Keamanan.

Cina yang bertetangga langsung dengan Myanmar kembali menghalangi tercapainya kesepakatan tentang reaksi lebih keras dari Dewan Keamanan. Cina melakukan hal serupa Januari lalu, saat Dewan melakukan pemungutan suara untuk memutuskan resolusi bagi Myanmar.

Duta Besar Cina di PBB Wang Guangya menerangkan, mengapa negaranya menilai maslaah tersebut ada di luar wewenang Dewan Keamanan.

"Cina dan negara-negara lain memang melihat ada masalah, tapi masalah ini tidak membahayakan perdamaian dan keamanan di kawasan itu dan di dunia."

Karena itu Dewan Keamanan tidak bisa diminta turun tangan, kata perwakilan Cina di PBB tersebut.

Namun demikian, Duta Besar Inggris untuk PBB John Sauers menekankan, tema Myanmar masih akan terus dibicarakan di Dewan Keamanan.

"Kami akan mencermati situasinya dan kemungkinan besar akan menjadi dema yang mendominasi sidang umum PBB di hari-hari mendatang."

Jadi, masih terbuka kemungkinan, apakah PBB akan menyerang junta militer di Myanmar dengan kata-kata. Karena pintu bagi tindakan nyata sudah ditutup perwakilan Cina di PBB, Wang Guangya.

"Kami pikir, pemberian sanksi tidak membantu dalam situasi seperti ini."

Dewan Keamanan semakin terpecah dalam masalah Myanmar.