1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

China Makin Berperan di Tatanan Global

19 April 2007

Posisi China dalam ekonomi global serta peranannya di tatanan politik dunia, disoroti dengan tajam sejumlah harian Eropa.

https://p.dw.com/p/CPGr
Produk bajakan di China tidak menghormati hak cipta intelektual
Produk bajakan di China tidak menghormati hak cipta intelektualFoto: AP

Harian Perancis Le Monde yang terbit di Paris terutama mengomentari posisi China di masa depan dalam ekonomi global. Harian ini dalam tajuknya menulis : China harus menjadi mitra internasional yang lebih bertanggung jawab. Beijing harus menghentikan praktek menekan nilai tukar mata uangnya Yuan, dengan tujuan memperkuat daya saing produknya. Juga menghormati hak cipta intelektual serta bertindak sebagai negara hukum. Sebagai imbalan diterima menjadi anggota organisasi perdagangan dunia-WTO, Beijing juga harus membuka luas pasar sektor jasa, bagi pemain dari luar negeri.

Sementara harian Inggris Times, menyoroti kepentingan ekonomi China dikaitkan dengan peranannya dalam tatanan politik internasional. Harian yang terbit di London itu menulis : China mulai lebih tegas dalam tema Darfur. China yang membela Sudan demi kepentingan ekonominya, berupa pemasokan minyak dari negara itu, sekarang kelihatan mulai kehilangan kesabaran. Beijing sudah mengingatkan presiden Omar al Bashir untuk meningkatkan kontribusinya kepada PBB, untuk pemecahan konflik Darfur. Sejumlah diplomat tinggi China, juga hendak mendemonstrasikan ketegasan sikap Beijing, dengan mengunjungi kamp pengungsi di Darfur. Akan tetapi, berbagai sinyal tegas itu tidak mengubah sikap pemerintahan di Khartum. Karena itulah, Dewan Keamanan termasuk juga China, kini harus bertindak.

Tema lainnya yang disoroti harian-harian Eropa adalah Perancis yang berada diambang pemilu presiden. Harian Liberation yang terbit di Paris menganalisis kemungkinan alternativ dalam pemilihan putaran pertama. Lebih lanjut harian ini menulis : pemilu putaran pertama dengan jelas menunjukan ketakutan Eropa. Akan tetapi, setelah itu pilihannya kelihatan lebih mudah. Yakni antara seorang kandidat berhaluan kanan, yang menganut ideologi Gaulisme atau calon lainnya dari kelompok kiri, yang menganut ideologi konservativ Anglo-Saxon dipaksa menemukan kembali prinsip Sosial Demokrat. Atau jika kandidat kiri ini gagal, muncul pertarungan antara kandidat kelompok kanan, dengan kelompok baru yang tidak dikenal, yang akan membawa Perancis ke situasi tidak menentu.

Terakhir harian Sud-Ouest yang terbit di Bordeaux mengomentari kecilnya kepedulian Eropa dalam pemilu presiden Perancis kali ini. Harian ini menulis, Eropa kali ini nyaris tidak nampak reaksinya. Negara-negara tetangga kelihatannya tidak peduli. Penyebabnya adalah keputusan warga Perancis, untuk menjatuhkan Uni Eropa ke dalam krisis yang berat, setelah mereka memblokir kesepakatan terpenting, yakni konstitusi Uni Eropa. Karena itulah, semua pendukung konsensus Uni Eropa kini mengharapkan sinyal penting dari Perancis, menyangkut visinya bagi masadepan Uni Eropa.