1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Carrie Lam Tak Ambil Pusing Sanksi AS Terhadapnya

18 Agustus 2020

Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengaku tak ambil pusing dengan sanksi yang dijatuhkan AS terhadap dirinya. Namun, Lam akan mengadukan betetapan baru AS atas produk-produk Hong Kong. 

https://p.dw.com/p/3h7lt
Carrie Lam | USA verhängen Sanktionen gegen Hongkongs Regierungschefin
Foto: picture-alliance/dpa/V. Yu

Selasa (18/08), pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengaku tidak terlalu merisaukan sanksi yang dijatuhkan AS kepada dirinya. Namun, Lam mengatakan kawasan otonomi Cina ini akan melapor ke Badan Perdagangan Dunia WTO tentang ketetapan baru AS atas produk-produk buatan Hong Kong.

Awal bulan ini, AS menjatuhkan sanksi terhadap Lam dan 10 pejabat tinggi Hong Kong dan Cina daratan. Mereka tidak dibolehkanmemiliki akses ke bisnis, asset, maupun properti di AS. Perusahaan AS juga dilarang berbisnis dengan mereka.

Sanksi ini dijatuhkan karena Carrie Lam turut mengesahkan dan mengimplementasikan UU Keamanan Nasional baru yang kontroversial. Undang-undang ini membidik tindak subversi, dan menempatkannya serupa tindak terorisme dan pengkhianatan terhadap negara yang bertujuan untuk menekan pandangan politik yang kritis di Hong Kong.

Banyak negara kemudian mengecam penerapan UU itu oleh pemerintah di Beijing. Bahkan negara-negara seperti AS, Kanada, Australi, dan Inggris telah menangguhkan perjanjian ekstradisi ke Hong Kong sebagai respon terhadap undang-undang ini. 

“Terlepas dari adanya ketidaknyamanan terkait urusan pribadi saya, itu bukanlah sesuatu yang merisaukan saya,“ ujar Lam dalam konferensi pers mingguan.

“Kami akan melanjutkan apa yang benar untuk negara dan untuk Hong Kong.“

Lebih lanjut, Lam menyampaikan bahwa ia sementara waktu tidak bisa melakukan perjalanan ke AS. Namun, ia menegaskan pihaknya akan terus mempromosikan Hong Kong ke kalangan bisnis AS.

Pemerintah AS sendiri telah membuat persyaratan bahwa arang-barang produksi negara bekas jajahan Inggris ini harus dilabeli sebagai produk buatan Cina, bukan buatan Hong Kong.

Lam menjelaskan bahwa Cina dan Hong Kong adalah anggota WTO yang berbeda, dan akan mengajukan laporan atas persyaratan AS ini kepada WTO atas nama Hong Kong.

Sebelumnya, Lam juga telah mengembalikan beasiswa kehormatan yang diterimanya kepada Perguruan Tinggi Wolfson, di bawah naungan Universitas Cambridge, Inggris, sebagai protes terhadap negara-negara barat karena mengecam UU Kemanan Nasional yang baru.

Hubungan AS dan Cina belakangan memang semakin memburuk . Pemerintah AS kerap menjatuhkan sanksi terhadap Cina maupun Hong Kong, yang balik mengecam AS yang "terang-terangan mencampuri urusan internal” Cina.

Carrie Lam yang berusia 63 tahun kerap menyatakan bahwa UU Keamanan Nasional tidak akan membatasi kebebasan, tetapi akan menargetkan sekelompok kecil "pembuat onar" dan membantu membawa stabilitas setelah setahun gelombang protes anti-pemerintah di Hong Kong.

Saat ditanya perihal penangkapan taipan media pro-demokrasi, Jimmy Lai dan pengerebekan yang dilakukan 200 petugas kepolisian ke kantor harian Apple Daily milik Lai, Carrie Lam enggan berkomentar. Tetapi ia memperingatkan “standar ganda” yang diperlihatkan negara-negara lain.

Lam juga mengatakan bahwa keputusan pemerintahnya untuk menunda pemilu legislatif Hong Kong selama satu tahun menuai lebih banyak kritik, dibandingkan dengan negara-negara lain yang juga menunda pemilunya.

rap/hp (Reuters, AFP)