1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

BRUSSEL : Uni Eropa menuntut rezim militer di Myanmar,

21 Januari 2004
https://p.dw.com/p/COdq
untuk melakukan dialog politik dengan pimpinan oposisi sekaligus pemenang hadiah Nobel perdamaian, Aung San Suu Kyi. Hanya dengan cara itu, perujukan di Myanmar dapat tercapai, demikian pernyataan ketua dewan Uni Eropa yang saat ini dijabat Irlandia. Sementara itu, kelompok pemberontak terbesar di Myanmar, Uni Nasional suku Karen - KNU mengumumkan, tercapai kemajuan dalam perundingan dengan rezim militer. Namun, kesepakatan gencatan senjata belum ditandatangani. Demikian perwakilan KNU kepada KB Reuters.