1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

210711 Waffenexporte Griechenland

Dyan Andriana Kostermans21 Juli 2011

Yunani terancam bangkrut. Krisis hutang Yunani membuat resah Uni Eropa tidak terkecuali Jerman. Namun di samping itu perusahaan Jerman mendulang bisnis besar di Yunani.

https://p.dw.com/p/120uy
Deutschland hat seine Rüstungsexporte in den letzten fünf Jahren vor allem durch U-Boote und Panzerfahrzeuge mehr als verdoppelt. Nach Erhebungen des Friedensforschungsinstitutes SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute) stieg der deutsche Weltmarktanteil auf elf Prozent für den Zeitraum zwischen 2005 und 2009. Nur die USA mit 30 Prozent und Russland mit 23 Prozent exportierten in dieser Zeit mehr Rüstung. Von 2000 bis 2004 hatte der deutsche Weltmarktanteil noch bei sechs Prozent gelegen. Foto: Horst Pfeiffer +++(c) dpa - Bildfunk+++
Kapal selam buatan HDW Kiel yang diserahterimakan kepada Angkatan Laut YunaniFoto: picture alliance/dpa

Industri senjata Jerman beberapa tahun terakhir meraup untung besar di Yunani. Terutama panser tipe Leopard dan kapal selam terbaru buatan perusahaan HDW di Kiel. Harga satu kapal selam ratusan juta Euro. Bagi banyak warga Yunani tawaran yang tidak masuk akal. Di sisi lain pemerintah di Athena tidak dapat keluar lagi dari kontrak pembelian kapal selam dengan Jerman.

Mungkin saja dari rencana awal pembelian enam kapal selam berteknologi tinggi, hanya tinggal empat yang jadi dibeli. Menurut Elias Eliopoulos sekretaris jenderal serikat pekerja pegawai negeri Yunani, jumlah itu masih terlalu banyak "Kami membeli kapal-kapal selam yang tidak bermanfaat. Kami tidak memerlukannya. Kami tidak harus berperang. Skenario perang mengada-ada. Perlindungan kawasan perbatasan luar Eropa harusnya diambil alih Uni Eropa."

Meski kritik tersebut, musim gugur lalu di Kiel kapal selam pertama yang dipesan dari Jerman diserahterimakan kepada angkatan laut Yunani. Kala itu krisis hutang Yunani sudah berlangsung. Sebagai hiburan kecil, tiga kapal selam lainnya yang dikembangkan di Jerman untuk angkatan laut Yunani, tidak akan dibuat di Kiel melainkan di galangan kapal dekat Athena untuk mempertahankan atau membuka lapangan kerja di Yunani.

Pengeluaran anggaran militer Yunani beberapa bulan terakhir memang menurun sehubungan krisis hutang. Walaupun bukan karena keinginan pihak pemerintah Yunani, melainkan terutama karena kehendak pengawas internasional dari Uni Eropa, Bank Sentral Eropa dan Dana Moneter Internasional. Meski demikian terutama militer Yunani dan politisi nasional pada masa krisis hutang, juga memperingatkan agar tidak berhemat terlalu besar. Mereka mengingatkan masih adanya musuh di timur, yang dimaksud adalah Turki. Juga meskipun kepala pemerintahan mantan musuh itu saat ini sudah dinilai sebagai kawan baik, ketegangan tetap masih ada.

Apa yang disebut "dog fights" yakni saling gertak antara pilot pesawat tempur Yunani dan Turki di atas pulau-pulau kecil di Laut Agais, merupakan agenda sehari-hari.

Itu bisa jadi alasan mengapa perusahaan militer Eropa EADS, yang sekitar 25 persennya dimiliki Jerman, masih memiliki kantor lobi di Athena. Saat ini di kas Yunani memang tidak ada uang untuk membeli jet tempur baru, tapi siapa yang tahu kapan kondisinya kembali meningkat, baik dengan anggaran Yunani atau dengan ketegangan antara Yunani dengan Turki.

Namun tampaknya EADS masih belum menyerah begitu saja. Industri militer Jerman tidak hanya mengharap pemasukan dari udara dari persaingan militer Yunani dan Turki melainkan juga di lautan. Jika kalian membeli kapal selam berteknologi tinggi dari Jeman, kami juga melakukannya. Dengan motto ini angkatan laut Turki tiga tahun lalu membeli kapal selam dari perusahaan HDW di Kiel. Model teknologi tinggi yang sama dari perusahaan yang sama. Nilai pesanannya kira-kira dua setengah milyar Euro. Menurut pandangan Elias Eliopoulos dari serikat pekerja pegawai negeri Yunani di balik itu terselubung sebuah sistem

"Tidak masuk akal bila orang memaksa kami membeli Eurofighter, kapal selam, helikopter tempur dan munisi. Dan pada akhinya kami membuang barang-barang tersebut. Itu metode penekanan. Itu hanya permainan antara politik dan lobi industri alat perang. Itu memusnahkan kekayaan Eropa."

Sementara ini anggaran Yunani yang dilanda krisis hampir tidak punya uang untuk investasi teknologi baru. Uangnya hanya cukup untuk membayar sepatu boot dan munisi saja. Demikian keterangan dari Athena.

Steffan Wurzel/Dyan Kostermans

Editor: Hendra Pasuhuk