1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Bisnis Pendakwah Kristen di Brasil Terancam Covid-19

Thomas Milz
6 April 2020

Brasil dikenal dengan gereja-gereja yang penuh sesak dan para pengkhotbah agresif. Tapi wabah Covid-19 mengancam model bisnis banyak pendakwah kristen.

https://p.dw.com/p/3aUQD
Brasilien Corona-Pandemie Silas Malafaia
Pengkhotbah Silas Malafaia yang disebut guru spiritual presiden Brasil, Bolsonaro kini gelar dakwah lewat media sosial akibat wabah virus coronaFoto: picture-alliance/AP Photo/L. Correa

"Virus corona adalah hukuman Tuhan", kata Valdemiro Santiago, kepala Universal Church of God Power, satu dari banyak gereja fundamentalis yang tersebar di Brasil. Pendakwah fundamentalis lain, pendeta Edir Macedo, menyebut pandemi Covid-19 sebagai ciptaan setan. "Virus corona tidak akan berdaya terhadap mereka yang tidak takut terhadapnya", kata Macedo. 

Edir Macedo adalah pendiri Gereja Universal Kerajaan Allah, IURD, yang punya pengaruh besar. Multi-jutawan ini juga memiliki salah satu saluran televisi paling berpengaruh di Brasil. 

Tetapi suara paling lantang selama beberapa minggu terakhir adalah dari Silas Malafaia, yang dianggap oleh banyak orang sebagai “guru spiritual” Presiden Jair Bolsonaro. Pemimpin Gereja Majelis Kemenangan Allah dalam Kristus ini dengan tegas menentang lockdown. 

"Akankah virus corona membunuh orang? Ya, tetapi lebih banyak orang akan mati jika ada kerusuhan sosial. Gereja sangat penting bagi mereka yang putus asa, ketakutan, dan tertekan," kata Silas Malafaia. 

Tidak mewakili gereja secara keseluruhan 

Meskipun sudah ada larangan menggelar pertemuan umum untuk mencegah penyebaran Covid-19, banyak gereja di Brasil tetap terbuka. Namun sebagian besar gereja terlihat kosong, karena banyak warga yang memilih tinggal di rumah.  

"Kemerosotan pengunjung melanda semua gereja; banyak orang yang tidak mau datang," kata teolog dan sosiolog Clemir Fernandes. "Semakin banyak informasi yang benar yang dapat dibaca orang di media, semakin mereka sadar akan risikonya," katanya. "Mereka melihat sendiri, jumlah orang yang meninggal akibat virus corona terus naik", ujar terolog dan sosiolog itu menambahkan.

Fernandes mengatakan, gereja selama ini memang ramai dikunjungi orang, terutama di daerah-daerah termiskin, di mana negara gagal hadir. Para pendakwah menjanjikan jawaban cepat. Satu gereja di selatan Brasil misalnya berjanji akan memberikan imunisasi orang terhadap virus corona. 

"Tapi ini tentu tidak mewakili dunia gereja injili secara keseluruhan yang lebih luas," kata Clemir Fernandes. Dia mengatakan sebagian besar gereja bersikap sangat terbuka terhadap sains. 

Kepentingan bisnis pendakwah terancam 

Presiden Brasil Jair Bolsonaro pada awalnya meremehkan ancaman virus corona dan ikut dalam arus teori konspirasi, yang menyebut bahwa virus itu adalah serangan Cina terhadap Barat. 

"Para fundamentalis melihat dunia yang penuh bahaya dan musuh-musuh tersembunyi“, kata Francisco Borba Ribeiro Neto, Profesor di Universitas Katolik Sao Paulo. "Menurut mereka, satu-satunya keselamatan kita adalah kepatuhan ketat terhadap norma-norma dan doktrin. Pandemi Covid-19  ini diperalat untuk memperkuat visi menakutkan tentang dunia" , papar Ribeiro Neto.  

Profesor di Universitas Katolik Sao Paulo itu lebih jauh mengatakan, "mereka yang menolak imbauan jarak sosial dan menyangkal perubahan iklim sering punya motivasi sama", menyelamatkan bisnis dan kepentingan ekonomi mereka.  

Sosiolog Clemir Fernandes juga mengatakan, ada perhitungan bisnis di balik penolakan terhadap lockdown dan pembatasan sosial: "Hubungan Malafaia dengan Bolsonaro sama seperti pengusaha lainnya. Dia adalah usahawan agama yang ingin melindungi kepentingannya, seperti juga orang lain." 

Teolog dan sosiolog Clemir Fernandes menambahkan, "jangan lupa bahwa ada banyak dokter dan politisi di kalangan fundamentalis yang sebenarnya punya pengetahuan tentang sains". 

Thomas Milz (hp/as)