1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bismillah, I'm Coming Germany

8 Januari 2021

Memiliki mimpi untuk kuliah di Jerman, tentu menjadi pemacu untuk saya berusaha lebih keras lagi. Karena akan banyak sekali tantangan yang dihadapi. Oleh Gustini.

https://p.dw.com/p/3nUwo
Foto di depan sungai Kapuas, Pontianak
Foto di depan sungai Kapuas, PontianakFoto: privat

Berbicara mengenai Jerman, tentu saja sudah tidak asing lagi di telinga kita. Siapa sih yang tidak tahu dengan Jerman, negara yang terletak di Eropa Barat. Terkenal dengan negara Industri, negara yang produktif, negara yang memiliki keunikan, keindahannya yang luar biasa, serta negara yang penuh dengan sejarah. Bahkan presiden ke-3 Republik Indonesia yaitu Ir. Bacharudin Jusuf Habibie atau yang akrab disapa B.J. Habibie banyak menciptakan sejarah di negara tersebut.

Berawal dari membaca kisah perjalanan pendidikan seorang B.J. Habibie, saya mulai tertarik dengan negara Jerman dan ingin suatu saat bisa berkesempatan merasakan bagaimana belajar di sana.   Bagaimana perjuangan beliau bisa sampai ke Jerman dan juga mengenai perjuangannya untuk bertahan di negara tersebut, hingga bisa mengharumkan nama Indonesia. Walaupun bidang yang sedang saya geluti saat ini berbeda dengan bidang yang di tempuh oleh bapak B.J. Habibie, saya masih memiliki tekat yang kuat untuk belajar di Jerman. Saat ini saya sedang menempuh kuliah di Universitas Tanjungpura jurusan Ilmu Ekonomi semester 6. Saya menargetkan awal tahun 2021 sudah menyelesaikan program S1.

Mungkin banyak yang tidak tahu di mana Universitas Tanjungpura. Universitas Tanjungpura atau yang biasa disingkat Untan terletak di kota Pontianak provinsi Kalimantan Barat. Bahkan saat ini saya tinggal di sebuah desa yang cukup jauh dari Pontianak dan juga Ibu kota. Tapi hal itu tidak menyurutkan semangat saya untuk terus menimba ilmu lebih banyak lagi, justru menjadi dorongan buat saya menjadi lebih baik lagi dan bisa membanggakan negara Indonesia. Memiliki mimpi untuk kuliah di Jerman, tentu menjadi pemacu untuk saya berusaha lebih keras lagi. Karena akan banyak sekali tantangan yang akan dihadapi nantinya. Sama halnya dengan kisah bapak B.J. Habibie dalam meraih mimpinya.

Gustini di Taman Tugu Katulistiwa, Pontianak (November 2019 )
Gustini di Taman Tugu Katulistiwa, Pontianak (November 2019 )Foto: privat

Tidak hanya melalui kisah bapak B.J. Habibie yang memotivasi saya untuk kuliah di Jerman, melainkan kondisi perekonomian di Jerman yang sangat mapan. Sesuai dengan bidang yang saya tempuh saat ini, saya ingin mempelajari lebih mendalam mengenai perekonomian yang ada di Jerman. Bagaimana negara Jerman dalam mengatur dan mengelola perekonomiannya menjadi perekonomian yang sangat mapan. Tentu saja hal tersebut harus diketahui lebih jauh lagi, supaya bisa diterapkan di Indonesia. Walaupun sistem dari perekonomian Jerman dengan Indonesia berbeda, tidak menghalangi untuk mendapatkan ilmu yang lebih baik dari negara yang sudah baik kondisi perekonomiannya.

Untuk meraih mimpi bisa kuliah di Jerman, tidak  dilalui dengan begitu saja. Semuanya perlu usaha dan persiapan sedini mungkin. Pertama, niat ikhlas semata-mata untuk meraih ridho dari Tuhan Yang Maha Esa dan kebermanfaatan untuk banyak orang. Jangan berniat untuk kuliah ke Jerman negara lainnya hanya karena ikut-ikutan karena terpengaruh oleh banyak orang yang kuliah di luar negeri atau untuk gengsi semata, atau bahkan biar dipandang oleh orang lain sebagai orang cerdas, keren, kaya dan lain sebagainya. Percaya atau tidak jika niat kita sedari awal sudah salah, maka semua itu tidak kan bertahan lama dan tidak akan maksimal dalam menjalankan prosesnya.

Hal yang kedua adalah restu orang tua, karena saya merupakan anak bungsu dan selama ini jarang sekali jauh dari orang tua. Mulai membiasakan diri untuk mandiri dan mendapatkan kepercayaan dari orang tua. Jika saat ini saya selalu bergantung dan tidak bisa jauh dari orang tua, bgaimana bisa saya dinilai dewasa sehingga rela untuk dilepas keluar negeri. Saya harus bisa memantaskan diri untuk itu agar di mata orang tua, saya ingin kuliah di Jerman jika memang pantas untuk dilepas dan bisa menjaga diri.

Ketiga, perlunya usaha untuk mewujudkan mimpi tersebut. Mulai dari rajin mencari informasi seputar beasiswa di Jerman mengenai persyaratan dan semacamnya. Minimal bahasa Inggris sudah dikuasai. Selain itu, jangan ragu untuk bertanya atau berdiskusi dengan teman-teman, dosen dan orang yang lebih berpengalaman mengenai kuliah di Jerman. Kemudian, jangan suka menunda-nunda, jangan suka mengeluh, suka dukanya dinikmati saja, dan yang terpenting kurangi rebahan. Orang yang sukses tidak diwujudkan melalui rebahan. Justru orang sukses sangat sedikit sekali istirahatnya, hal yang dilakukan pastinya belajar dan terus belajar.

Di UPT Bahasa Universitas Tanjungpura (UNTAN)
Di UPT Bahasa Universitas Tanjungpura (UNTAN)Foto: privat

Hal yang terakhir yang perlu dilakukan adalah berpasrah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena tiada doa dan upaya melainkan melalui campur tangan Tuhan. Sekeras apapun kita berusaha, kita tidak akan mendapatkannya jika Tuhan tidak berkehendak atas keinginan kita. Mungkin memang hal itu tidak baik bagi kita atau belum waktunya untuk kita mendapatkannya. Mungkin usaha kita belum maksimal dan Tuhan ingin kita berusaha lebih maksimal lagi dan mengambil pelajaran dari kegagalan kita. Akan selalu ada hikmah dibalik proses yang telah dilalu. Begitu juga sebaliknya, dengan segala do'a dan usaha yang telah kita lakukan, Tuhan akan mengabulkan impian kita. Karena tidak ada usaha yang menghianati hasil. Insyaa Allah saya pasti bisa kuliah ke Jerman. So. I'm coming Germany.

*Gustini adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura yang bercita-cita ingin melanjutkan studinya ke Jerman

**DWNesiaBlog menerima kiriman blog tentang pengalaman unik Anda ketika berada di Jerman atau Eropa. Atau untuk orang Jerman, pengalaman unik di Indonesia. Kirimkan tulisan Anda lewat mail ke: dwnesiablog@dw.com. Sertakan 1 foto profil dan dua atau lebih foto untuk ilustrasi. Foto-foto yang dikirim adalah foto buatan sendiri. (hp)