1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Biden dan Putin Bertemu Virtual Bahas Situasi Ukraina

8 Desember 2021

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu membahas ketegangan yang meningkat di Ukraina. Para pejabat AS mengatakan Rusia akan hadapi sanksi berat jika pasukannya melintasi perbatasan ke Ukraina.

https://p.dw.com/p/43yRv
Foto pertemuan virtual antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin
Foto pertemuan virtual antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir PutinFoto: Adam Schultz/White House/Planet Pix via ZUMA Press Wire/dpa/picture alliance

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bertemu secara virtual pada hari Selasa (07/12). Putin dan Biden berbicara selama sekitar dua jam. Aktivitas pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina mendominasi topik pembicaraan keduanya.

Biden memperingatkan Putin agar tidak menyerang Ukraina dan mengancam sanksi eknonomi dan sanksi lain yang lebih kuat jika Rusia menyerang Ukraina. Biden juga mengatakan akan memberikan lebih banyak dukungan militer AS untuk Eropa Timur jika Rusia memicu konflik militer.

Kremlin merilis klip video pendek di mana kedua pemimpin bertukar salam ramah, meskipun itu tidak banyak menyamarkan ketegangan yang ada antara Washington dan Moskow.

Menjelang pembicaraan, para pejabat AS mengatakan bahwa Washington siap untuk menjatuhkan sanksi ekonomi terberatnya di Moskow jika perlu, menargetkan bank-bank terbesar di Rusia dan membuat hampir tidak mungkin bagi mereka untuk mengkonversi rubel ke dolar.

"Presiden Biden menyuarakan keprihatinan mendalam Amerika Serikat dan sekutu Eropa kami tentang eskalasi pasukan Rusia di sekitar Ukraina dan menjelaskan bahwa AS dan sekutu kami akan merespons dengan tindakan ekonomi dan tindakan lain yang kuat jika terjadi eskalasi militer," demikian pernyataan Gedung Putih dilansir Reuters.

Pernyataan itu juga mengatakan bahwa "presiden juga membahas dialog AS-Rusia tentang Stabilitas Strategis, dialog terpisah tentang ransomware, serta kerja sama dalam isu-isu regional seperti Iran."

Kremlin juga mengeluarkan pernyataan setelah pertemuan itu, mengatakan bahwa Putin telah "mengeluh tentang upaya berbahaya NATO untuk mengembangkan Ukraina" untuk tujuannya sendiri, dan bahwa dia "menyatakan keprihatinan tentang tindakan provokatif Kiev" terhadap wilayah Ukraina yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia.

Sebelumnya pada hari Senin (06/12), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dilaporkan mengunjungi pasukan Ukraina yang memerangi separatis pro-Moskow di wilayah timur negara itu.

Moskow dituduh akan menyerang Kiev

Kiev dan anggota NATO baru-baru ini menuduh Rusia mengumpulkan pasukan di dekat perbatasannya dengan Ukraina, meskipun Moskow telah mengatakan tidak ada niatan untuk menyerang Ukraina dan menyebut aktivitas pasukan militernya di sana sebagai bentuk defensif. Gambar satelit menunjukkan konsentrasi pasukan tidak jauh dari perbatasan, memicu kekhawatiran meletusnya perang di Eropa.

Moskow menyebut peringatan ini sebagai tanda "histeria", alih-alih menuduh NATO mengancam keamanan Rusia dengan meningkatkan kedekatannya dengan Kiev. Putin, dalam pertemuan ini meminta "jaminan hukum" kepada Biden agar NATO tidak memperluas aliansi militernya, di mana saat ini Ukraina tengah berupaya bergabung ke dalam keanggotaan NATO. Prinsip-prinsip NATO menyatakan negara mana pun harus dapat bergabung dan tidak ada negara luar yang memiliki hak veto atas masalah seperti itu, tetapi aliansi tersebut juga tidak menunjukkan indikasi kesediaan untuk mengizinkan masuknya Ukraina.

Biden dan para pemimpin Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia menyatakan dukungan untuk "integritas teritorial Ukraina", kata Gedung Putih. "Para pemimpin sepakat untuk tetap berhubungan dekat dengan pendekatan terkoordinasi dan komprehensif dalam menanggapi pembangunan militer Rusia di perbatasan Ukraina."

Berdampak pada proyek pipa gas Nord Stream 2

Invasi Rusia ke wilayah Ukraina dinilai bisa membawa konsekuensi bagi Jerman. Persetujuan AS untuk jalur pipa Nord Stream 2 yang kontroversial dari Rusia ke Eropa ini bergantung pada tindakan Moskow atas provokasi militer. Bloomberg News melaporkan pada hari Selasa (07/12) bahwa Washington akan menarik persetujuannya jika pasukan Rusia memasuki wilayah Ukraina.

"Jika Rusia mencoba menggunakan energi sebagai senjata atau melakukan tindakan agresif lebih lanjut terhadap Ukraina, Jerman akan mengambil tindakan di tingkat nasional dan mendesak langkah-langkah efektif di tingkat Eropa, termasuk sanksi, untuk membatasi kemampuan ekspor Rusia ke Eropa di sektor energi, termasuk gas, dan/atau di sektor lain yang relevan secara ekonomi," kata AS dan Jerman dalam pernyataan bersama pada bulan Juli lalu setelah kesepakatan tercapai.

Kedua pemimpin bertemu tepat setelah Biden mengunjungi peringatan Perang Dunia II di Washington untuk menghormati mereka yang tewas dalam tragedi Pearl Harbor pada peringatan 80 tahun serangan Jepang di pangkalan angkatan laut AS di Hawaii tersebut.

rap/ha (AP, AFP, Reuters)