1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Berlusconi Sulit Atasi Masalah di Italia

16 April 2008

Walaupun menang pemilu, Berlusconi menghadapi tugas yang amat sulit. Kelompok kiri yang meraih sepertiga suara diharapkan menjadi oposisi yang kuat untuk mendorong reformasi di Italia.

https://p.dw.com/p/DiyZ
Silvio Berlusconi akan sakit kepala mengatasi setumpuk permasalahan yang melanda ItaliaFoto: AP

Kemenangan Silvio Berlusconi dalam pemilu parlemen di Italia tetap menjadi tema komentar harian-harian internasional.

Harian liberal Austria Der Standard dalam tajuknya terutama menyoroti tugas memulihkan kembali ekonomi Italia. Silvio Berlusconi menghadapi soal yang sulit dipecahkan dalam reformasi ekonomi Italia. Harian yang terbit di Wina ini berkomentar:

Gagasan reformasi dari kelompok Berlusconi tidak berbeda jauh dengan program kandidat kiri yang dikalahkannya, Walter Veltroni. Tugas untuk memulihkan kembali ekonomi Italia yang keropos, terlalu besar dan melebihi kemampuan pemerintahan yang baik sekalipun. Italia adalah kasus klasik ekonomi yang sulit ditolong lagi gara-gara kesalahan di masa lalu. Kemenangan besar Berlusconi memang membangkitkan harapan. Tapi jangan lupa, janji kampanye yang populis akan terus mengejarnya.

Harian Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung juga menyoroti tema yang sama. Harian yang terbit di Frankfurt am Main ini berkomentar:

Fakta sebenarnya, Italia secara politik dan ekonomi sudah lama tersisih dari jajaran negara negara terdepan di Eropa. Kondisi ekonomi yang memprihatinkan dan tragedi berkaitan dengan perusahaan penerbangan Alitalia, merupakan bukti nyata dari penurunan peringkat Italia. Sekarang, Berlusconi kembali memimpin. Dipertanyakan, apakah ia akan mampu menjadi aktor politik yang serius paling tidak di tataran Eropa, di mana kontribusinya dapat melebihi gayanya yang ingin selalu tampil menonjol?

Juga harian liberal Denmark Politiken yang terbit di Kopenhagen berkomentar senada:

Silvio Berlusconi amat terkenal, sebagai politikus yang mencampur adukkan politik dan kepentingan bisnis pribadinya. Ia juga secara tidak tahu malu menyalahgunakan media massa miliknya. Berlusconi juga mengumumkan program yang membingungkan. Dalam waktu bersamaan memperketat tapi juga menaikan pengeluaran negara. Satu-satunya indikasi menggembirakan dari hasil pemilu, adalah perolehan suara lebih dari 30 persen dari kandidat Partai Demokrat, Walter Veltroni. Dengan oposisi yang kuat, diharapkan dapat djembatani masa depan yang lebih baik bagi Italia.

Dan harian Belanda De Volkskrant yang terbit di Den Haag berkomentar:

Dipertanyakan, apakah pemerintahan baru Berlusconi memiliki kekuatan, untuk dapat melepaskan Italia dari kebuntuan? Karena kemenangan dalam pemilu kali ini tidak lepas dari dukungan partai-partai yang tidak jelas progam politiknya. Itulah alasannya, mengapa setelah memenangkan pemilu, Berlusconi melontarkan pernyataan bernada lebih bersahabat terhadap oposisi. Tanpa kerjsama dengan oposisi, Italia tidak akan dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Karena itulah tokoh oposisi Veltroni, walaupun kalah pemilu, memiliki posisi politik lebih kokoh ketimbang Berlusconi. (as)