BERLIN: Larangan berjilbab di sekolah dikritik.

Pejabat Urusan Orang Asing, Marieluise Beck, mengeritik larangan berjilbab dalam kegiatan mengajar bagi para guru, yang sekarang diberlakukan di negara bagian Bayern dan Baden Württemberg. Di harian ‚Neue Ösnabrücker Zeitung' Marieluise Beck mengimbau agar keragaman agama tetap tercermin di sekolah-sekolah. Selanjutnya Beck menyatakan, orang tidak bisa melarang jilbab dengan alasan itu adalah simbol agama Islam, pada saat yang sama mengijinkan penggunaan simbol Kristen dan Yahudi. Tiga minggu lalu, Baden Württemberg memutuskan Undang-undang yang melarang guru wanita beragama Islam menggunakan jilbab selama kegiatan mengajar. September lalu, Mahkamah Konstitusi Jerman memutuskan, pelarangan pemakaian jilbab di sekolah hanya bisa dilakukan berdasarkan undang-undang Negara Bagian.