1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bencana Gelombang Tsunami, Presiden Baru Ukraina

28 Desember 2004

Bencana gelombang Tsunami, yang dipicu gempa didasar lautan Hindia, menimbulkan kerusakan besar dan puluhan ribu korban tewas.

https://p.dw.com/p/CPPm
Jenazah Korban Gelombang Tsunami di Banda Aceh
Jenazah Korban Gelombang Tsunami di Banda AcehFoto: dpa

Tragedi yang memilukan itu melanda Aceh, Sumatera Utara, wilayah Thailand, Sri Lanka, dan India. Dunia memalingkan perhatiannya terhadap bencana alam yang sangat memilukan itu. Juga media Internasional menyoroti bencananya. Dan kami jadikan tema pertama dalam acara SARI PERS INTERNASIONAL: Kemudian dalam tema yang kedua, kami ketengahkan tanggapan media internasional terhadap hasil pemilihan Presiden di Ukraina. Baiklah kami mulai dengan tema pertama, bencana gelombang tsunami yang memporakperandakan wilayah dibagian selatan Asia. Harian Belgia DE MORGEN yang terbit di Brüssel menurunkan komentar berjudul " pelajaran yang dapat dipetik dari bencana di kawasan Asia Selatan". Selanjutnya kami baca:

Pelajaran pertama yang dapat dipetik adalah kerendahan hati. Kita dapat membangun stasiun seismologi diseluruh dunia, dan meluncurkan puluhan satelit ke ruang angkasa untuk mengamati dunia tanpa henti. Tapi ternyata alam tidak dapat dikuasai. Semua bisa terjadi dibumi ini, juga yang paling buruk sekalipun. Demikian ditulis filosof Romawi Seneca, setelah bencana alam melumat kota Pompeji. Sedangkan pelajaran yang kedua adalah mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan terjadinya bencana alam.. Meskipun sulit diduga, tapi harus dilihat sebagai bagian dari realita kehidupan.

Harian Swiss TAGES ANZEIGER menyoroti kemungkinan dapat diramalkannya bencana alam yang dahsyat itu. Kami kutip:

Apakah puluhan ribu korban yang tewas akibat kecerobohan?. Sama sekali tidak. Negara dunia ketiga yang diterjang gelombang pasang Tsunami juga harus menghadapi masalah dan kecemasan lain. Dana yang diperlukan untuk melindunginya dari segala kemungkinan yang akan terjadi tidak tersedia. Sistem tanda bahaya untuk menghadapi kemungkinan yang terburuk mungkin hanya berfungsi dikawasan wisata. Itupun kalau tersedia. Sementara diperkampungan nelayan yang miskin, yang dihancurkan gelombang Tsunami, sama sekali tidak memiliki sarana yang diperlukan.

Harian Jerman BERLINER ZEITUNG mengeritik tidak adanya sistem peringatan dini terhadap bencana gelombang pasang yang dahsyat yang melanda kawasan Asia Selatan. Selanjutnya kami baca:

Bila umat manusia tidak memiliki kekuatan untuk mencegah bencana tersebut, tapi hendaknya mempunyai kemampuan untuk mengetahuinya dan kemudian mengkomunikasikannya. Usahanya mungkin dapat mengurangi dampak dari bencana alam yang sangat dahsyat itu. Adanya peringatan akan dapat menyelamatkan nyawa ribuan orang dikawasan Asia Selatan. Tapi itu semua tidak tersedia.

Sekarang kita masuki tema kedua dalam acara SARI PERS INTERNASIONAL dari SJDW, yakni menyoroti hasil pemilihan presiden di Ukraina. Pimpinan oposisi Ukraina yang disebut sebagai pro barat, Viktor Juschtschenko memenangkan pemilihan ulangan hari Minggu lalu. Harian Spanyol EL MUNDO menyorotinya kemenangannya dengan menurunkan komentar berjudul " gempa bumi geo politik di Ukraina". Kami baca:

Hasil pemilihan di Ukraina berarti sebuah kemenangan bagi demokrasi dan sekaligus merupakan gempa bumi geo politik. Presiden Rusia Wladimir Putin menyebut hasil pemilihannya berdampak bagi politik dunia, dan menuduh negara barat untuk kembali menghidupkan "hantu baru" perang dingin. Meskipun kemudian ia mengklarifikasi ucapan tersebut, tapi apa yang disampikannya menyulut timbulnya reaksi. Sebagian pimpinan Uni Eropa menyampaikan sikap menahan diri mengenai hasil pemilihan di Ukraina, untuk menenggang hubungan dengan Rusia. Tapi sekarang hal itu tidak dapat lagi dijadikan sebagai alasan. Bila sebuah negara telah menyelenggarakan pemilihan yang demokratis , maka dinantikan dukungan dari negara-negara Barat.

Terakhir mengenai hasil pemilihan presiden di Ukraina kami kutip komentar harian Inggris THE TIMES yang terbit di London.

13 tahun setelah ambruknya Uni Sovyet, pemisahan antara Rusia dan Ukraina terwujud. Adalah amat sulit bagi Rusia menciptakan kerukunan dengan Ukraina yang baru. Tapi pada kenyataannya kedua negara saling tergantung dalam menciptakan stabilitas. Viktor Juschtschenko yang memenangkan pemilihan, mempunyai peluang bersejarah untuk membuktikan kepada Rusia, bahwa perluasan institusi barat ke bagian Timur Eropa, bukan merupakan sesuatu yang mencemaskan. Apakah ia akan berhasil meyakinkan Presiden Rusia Wladimir Putin mengenai hal itu, masih merupakan sebuah tanda tanya.